Medan, Bersama News Tv
Dwi Aprinaldo Silaen (29) hanya bisa meratapi nasib. Dia kecewa tapi tidak tahu harus mengadu kemana. Warga Jalan Menteng VII Gg Sitinjo, Kelurahan Medan Tenggara, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara ini pun berharap janji Kapolda Sumut ditepati. Bukan malah diingkari.
Bukan tak beralasan Dwi menagih janji orang nomor satu di Mapolda Sumut itu. Saat awal menjabat dan dalam kunjungan kerja ke sejumlah Polres, Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin Siregar, MSi, menyatakan tidak ada tempat bagi premanisme, penjahat dan judi di Sumatera Utara.
Tapi, apa yang dialami Dwi sangat bertentangan dengan statement Kapolda Sumut tersebut. Manajer Hotel Deli Indah ini mengalami sendiri. Dia mengaku dikeroyok, dipukuli dan ditunjang oknum ketua salah satu OKP di Kecamatan Pagar Merbau.
Dwi pun melaporkan kasus itu ke Mapolresta Deli Serdang. Sayangnya, Dwi merasa tidak mendapat perlakuan yang adil dari korps berbaju coklat itu.
Pelaku yang telah memukulinya tidak ditahan polisi. Malah bebas melenggang kesana kemari.
Alasan polisi karena saat ini sedang pandemi Covid-19. “Tahanan kita over kapasitas. Lagi pula yang bersangkutan (tersangka) kooperatif datang sendiri. Dengan pertimbangan itulah makanya penyidik tidak melakukan penahanan,” tulis Kapolresta Deli Serdang, Kombes Pol Yemi Mandagi, SIK, melalui whatsapp saat dikonfirmasi kru bersamanewstv.com, Sabtu (03/10/2029).
Pun begitu, tambah Kapolresta, berkas perkaranya sedang diproses penyidik dan sudah tahap 1. “Tinggal menunggu P21. Setelah itu kami akan menyerahkan tersangka dan barang bukti kepada JPU,” tandas Kapolresta.
Namun, rasa kecewa Dwi belum terobati. Dia berharap agar semua pelaku tindak kejahatan diproses hukum dengan seadil-adilnya. Tidak pandang bulu dan jangan pilih tebang.
Peristiwa pengeroyokan itu bermula ketika oknum ketua OKP tersebut datang bersama teman-temanya ke Hotel Deli Indah di Jalinsum Kec. Pagar Merbau.
Sambil menikmati alunan musik yang disajikan pihak hotel, oknum ketua OKP ini pun memesan minuman. Bersama teman-temannya, oknum ketua OKP tersebut pun minum-minuman keras.
Nah, petaka terhadap Dwi datang ketika menagih bill minuman yang telah diminum oknum ketua OKP itu bersama teman-temannya.
Bukannya membayar, oknum ketua OKP tersebut malah ngamuk. Kursi dilemparkan. Lalu oknum ketua OKP itu memukuli Dwi.
Melihat aksi premanisme yang dipertontonkan oknum ketua OKP itu, Dwi hanya bisa bertahan. Dia coba melindungi diri dari pukulan, tendangan dan tunjangan oknum ketua OKP tersebut. Sementara karyawan lainnya tidak berani melerai karena ketakutan.
Sedangkan teman-teman oknum ketua OKP itu, malah terduga ikut memukuli Dwi. “Banyak yang memukul dan menunjangi aku bang. Mungkin sampai 15 orang,” kata Dwi kepada kru bersamanewstv.com.
Dwi pun bertekad mengawal kasus yang menimpa dirinya. Dia berharap Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menangani kasusnya, menahan oknum ketua OKP tersebut.
“Kalau berkas perkara saya sudah P21, saya berharap saat P22 nanti, jaksa menahan tersangka demi rasa keadilan di negeri ini,” harap Dwi. (sas/mul)