Medan, Bersama News Tv
Perambahan hutan di Desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mendapat sorotan dari Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP).
Desa Buluh Awar sangat bersejarah bagi warga GBKP. Sebab, di desa itulah pertama kali Gereja GBKP didirikan pada jaman belanda dan sampai sekarang masih ada.
Kini, keberadaan situs sejarah GBKP itu terancam “tertimbun” banjir bandang dan longsor akibat “merajalelanya” perambahan hutan.
“Kita sangat menyayangkan jika perambahan hutan itu terjadi di Desa Buluh Awar. Sebab, selain mengancam keberadaan situs sejarah GBKP, juga terhadap kehidupan masyarakat yang ada di desa itu,” ujar Ketua Moderamen GBKP, Pdt Agustinus Purba, saat dihubungi bersamanewstv.com melalui whatsapp, Kamis (08/10/2020).
Pun pucuk pimpinan tertinggi gereja GBKP ini mengaku belum ada menerima informasi langsung dari jemaatnya di Desa Buluh Awar, namun Pdt Agustinus Purba, berharap aparat penegak hukum segera menyetop aksi perambahan hutan tersebut.
“Kita minta aparat hukum gerak cepat menyetop perambahan hutan tersebut. Kita juga akan berkoordinasi dengan masyarakat Desa Buluh Awar untuk menindaklanjuti informasi ini,” kata Pdt Agustinus Purba.
Hal yang sama juga datang dari Anggota DPRD Deli Serdang, Ronaldta Tarigan. “Itu (perambahan hutan) harus ditindak tegas. Aparat hukum jangan diam,” tandas Ronaldta Tarigan saat dihubungi melalui whatsapp, Kamis (08/10/2020).
Wakil rakyat Deli Serdang ini mengatakan, keberadaan hutan harus tetap dijaga demi keseimbangan alam. Bukan malah dirusak.
“Pendekar Politik” dari partai “Wong Cilik” ini pun lantas meminta data-data kepada bersamanewstv.com tentang perambahan hutan di Desa Buluh Awar itu.
“Tolong kasi info berikut data-datanya supaya kami (DPRD) inspeksi mendadak (Sidak) kesana. Tolong kirim poto-poto dan video tentang perambahan hutan itu,” kata Ronaldta Tarigan yang saat Pemilu legislatif lalu sempat berkampanye ke Desa Buluh Awar. (mul)