STM Hilir, Bersama News Tv
Terduga karena penyakit yang terus “melilit” tubuhnya membuat Piara Tarigan (61) memilih jalan “tol”. Pria warga Dusun III Pamah, Desa Penungkiren, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara ini, ditemukan meninggal dunia karena gantung diri di pohon cokelat, Selasa (17/11/2020). Warga pun geger..!!
Ngongkos Ginting (73) orang pertama yang menemukan jenazah korban. Pagi itu, Ngongkos Ginting berencana memanen air nira yang menjadi pekerjaaannya sehari-hari.
Namun, saat melintas menuju gubuknya, Ngongkos Ginting, yang masih keluarga dekat korban melihat Piara Tarigan sudah dalam posisi tergantung.
Ngongkos Ginting terkejut dan langsung mendekati korban sambil memanggil namanya. Karena tidak menyahut dan menduga korban sudah meninggal dunia, Ngongkos Ginting, langsung pergi ke rumah memberitahu warga lainnya.
“Korban tergantung tidak jauh dari belakang gubukku. Aku sempat terkejut pas melihat jenazah korban,” ujarnya.
Dalam sekejap, warga desa langsung geger. Tak lama berselang, Kapolsek Talun Kenas, AKP Hendra Tambunan, bersama Kanit Reskrim, Iptu Hendri Ginting, dokter Puskesmas Talun Kenas serta Tim Inafis dari Polresta Deli Serdang, tiba di lokasi guna melakukan olah TKP.
“Dari hasil olah TKP yang kita lakukan, tidak ada tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. Berdasarkan keterangan keluarga, korban memiliki penyakit diabetes dan luka pada salah satu kakinya yang tak kunjung sembuh,” ujar Iptu Hendri Ginting.
“Kuat dugaan korban mengalami depresi lalu mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Pihak keluarga juga sudah membuat surat pernyataan karena meyakini korban murni tewas karena gantung diri,” sambung Iptu Hendri Ginting saat ditemui awak media ini di lokasi kejadian.
Dari hasil penelusuran di kediaman korban di Dusun III Pamah Desa Penungkiren, Kecamatan STM Hilir, sebelum tinggal bersama cucunya Eikel (16), korban selama ini tinggal sendiri.
Istrinya sekira setahun lalu sudah meninggal. Korban memiliki dua orang anak. Putri tertuanya sudah menikah dan tinggal di Kabupaten Karo. Sedangkan anak laki-lakinya yang juga sudah berkeluarga tinggal di Kalimantan.
Selain bekerja sebagai petani, selama ini korban memiliki pekerjaan sdampingan jual beli kambing.
“Korban terkenal ramah dan pintar bergaul. Dia juga sangat dekat dengan siapapun, termasuk anak-anak. Makanya kami tidak menyangka dia mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” kata sejumlah warga.
Menurut warga setempat, dalam sepekan terakhir, korban memang terlihat jarang keluar rumah.
“Paling beliau keluar hanya minum ke warung. Mungkin karena bengkak di kakinya sehingga korban enggan keluar rumah,” beber warga. (STP)
IMBAUAN REDAKSI: Ayoo…Kita lawan virus Corona (Covid-19)..!! Patuhi protokoler kesehatan (Prokes)..!! Jaga jarak 2 meter, pakai masker dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Bukan hebat kali Corona itu kalau kita bersatuu..!!💪💪👍👍🙏🙏