Anak Korban Teroris: Leher Ayah dan Suamiku Digorok, Punggungnya Dicincang..!!

Mencerdaskan & Memuliakan - November 30, 2020
Anak Korban Teroris: Leher Ayah dan Suamiku Digorok, Punggungnya Dicincang..!!
 - (Mencerdaskan & Memuliakan)
Editor

Jakarta, Bersama News Tv

Anak korban pembunuhan sadis sekeluarga oleh kelompok Ali Kalora Cs di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) menceritakan detik-detik ayahnya dibantai secara sadis.

Anak dari korban bernama Yasa itu berhasil melarikan diri dari pembunuhan sadis tersebut.

Putri dari Yasa yang namanya kemudian disamarkan dengan sebutan Bunga mengungkapkan, peristiwa pembantaian terjadi pada Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 08.00 Wita di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng.

Saat itu, dia bersama keluarganya hendak bersiap-siap untuk berkebun, namun seketika kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) datang dengan membawa parang.

“Dia pegang parang di situ, nah pas suamiku masuk (ruangan rumah) dari dalam kamar mandi, jadi di dalam rumah itu sudah, dia bilang mana bapak tadi? mana bapak tadi?,” kata Bunga dalam keterangannya seperti dilansir dari laman detik.com, Senin (30/11/2020).

Bunga mengungkapkan, saat kelompok MIT datang, ayahnya langsung disandera keluar rumah dan didudukkan ke tanah.

Suaminya yang baru keluar kamar mandi langsung menyusul keluar rumah untuk menyelamatkan ayahnya, namun suaminya juga diminta duduk oleh kelompok MIT.

“Pas suamiku mau berdiri begini kan, langsung dia suruh begini (duduk jongkok),” kata Bunga.

Saat ayah dan suaminya diminta duduk di tanah oleh kelompok MIT, Bunga hanya menyaksikan dari lokasi persembunyiannya.

Dia pun menyaksikan langsung detik-detik ayahnya dibantai oleh kelompok MIT dari tempat persembunyiannya.

“Saya lihat bapakku itu mereka pegang sininya (leher bagian belakang) terus didorong kepalanya dari belakang ke bawah,” tuturnya.

Bunga yang menyaksikan suami dan ayahnya dibantai dari persembunyian sempat panik dan berteriak.

Tanpa sadar, bunga langsung berteriak saat melihat ayahnya diperlakukan dengan tidak wajar.

“Saya langsung berteriak, itu bapakku mau diapakan, itu bapakku mau diapakan,” ungkapnya.

Namun, kelompok MIT yang mendengar teriakan itu langsung dengan sadis membunuh ayah Bunga. Suami bunga juga dibunuh dengan sadis oleh kelompok MIT.

“Mereka langsung kasih begini bapakku itu (gerek lehernya dari depan). Sudah itu langsung mereka cincang-cincang belakangnya,” paparnya

“Hanya itu yang saya tahu, baru itu kami lari dengan anakku sudah,” lanjutnya.

Bunga dengan panik langsung melarikan diri ke hutan menggendong anak dan adiknya.

Sementara itu, dilansir dari laman indozone.id, International Christian Concern (ICC) melalui persecution.org merilis berita tersebut dalam media mereka.

ICC menyebut kalau keempat korban merupakan anggota Gereja Bala Keselamatan (Salvation Army).

Disebutkan bahwa diduga kelompok teroris telah menyerang pos pelayanan Bala Keselamatan di Sulawesi Tengah, sebelum membakar enam rumah jemaat gereja.

Empat orang Kristen dibunuh, dengan tiga dibantai.

Penyerangan Pos Pelayanan Lewonu Lembantongoa yang terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 8 pagi.

Pelaku membakar rumah milik Kapten Arnianto serta membakar enam rumah jemaat gereja.

Dalam video yang dilihat oleh ICC, korban penyerangan yang telah hangus ditarik dari tumpukan reruntuhan, dengan latar belakang asap masih mengepul.

Posisi tubuh dievakuasi dari puing-puing menunjukkan penderitaan dan rasa sakit yang dialami oleh korban sebelum meninggal.

Desa Lembatungoa terletak di dalam hutan dimana akses informasi dan transportasi sangat terbatas.

ICC meminta kepada pihak berwajib terus menindaklanjuti kasus penyerangan tersebut.

Gereja Bala Keselamatan pun meminta doa agar para keluarga diberikan ketabahan menghadapi cobaan itu dan kedamaian di wilayah tersebut.

Sementara itu Gina Goh, Manajer Regional ICC untuk Asia Tenggara, mengatakan kalau ICC berduka atas kematian saudara-saudari Indonesia yang dibunuh secara brutal oleh tersangka teroris.

“Kami mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawabannya dan mengadili pelaku,” kata Goh.

Menurut mereka tindakan tersebut tidak masuk akal seperti itu tidak dapat ditoleransi di negara yang membanggakan ‘Pancasila,’ sebagai ideologi negara yang mengajarkan kerukunan dan toleransi beragama.

Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso membenarkan peristiwa pembantaian satu keluarga tersebut di Sigi.

Hanya saja Kapolda membantah informasi yang menyebutkan bahwa ada gereja dibakar di Sigi, seperti yang beredar di media sosial Facebook.

Rakhman Baso menegaskan kalau pelaku membakar rumah, bukan bangunan gereja. Tapi rumah tersebut katanya dijadikan tempat peribadatan oleh para korban.

“Informasi ini harus diluruskan, sebab sudah beredar di medsos FB (Facebook). Jangan sampai meluas hingga terjadi konflik isu sara,” tandas Rakhman Baso. (***)

 

IMBAUAN REDAKSI: Ayoo…Kita lawan virus Corona (Covid-19)..!! Patuhi protokol kesehatan (Prokes)..!! Jaga jarak dua meter, pakai masker, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Bukan hebat kali Corona itu kalau kita bersatu..!! 💪💪👍👍🙏🙏

Tinggalkan Komentar

Tag

close
Banner iklan disini