Medan, Bersama News Tv
Tewasnya Rianto Simbolon dibantai sekelompok orang, menyisakan cerita pilu bagi anaknya Menanti Boru Simbolon (18) dan ke enam adiknya yang masih kecil-kecil yang kini menjadi yatim piatu.
Tragisnya lagi, hasil visum dokter menyebut ada 11 luka tusukan di tubuh sang ayah. Namun, saat rekonstruksi di Mapolres Samosir, Sumatera Utara, minggu lalu, disebutkan hanya ada 5 luka tusukan. Enam lagi entah kemana. Aneh, memang..!!
Didasari keganjilan dan ingin mencari keadilan itulah yang menghantarkan Menanti Boru Simbolon dan ke enam adiknya menyambangi Mapolda Sumatera Utara, Senin (30/11/2020).
Dwi Sinaga, SH, Bennri Pakpahan, SH dan Romulo Makarios Sinaga tim kuasa hukum yang mendampingi ke tujuh anak-anak itu, membawa mereka bertemu Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadir Reskrimum) Polda Sumut, AKBP Faisal Napitupulu.
Pertemuan yang telah dinantikan mantan Kapolres Asahan ini penuh haru. Isak tangis pun pecah.
Air mata Menanti Boru Simbolon langsung bercucuran begitu AKBP Faisal Napitupulu memanggilnya.
Hati wanita belia ini benar-benar hancur berkeping-keping. Dia terbayang wajah sang ayah. Sakitnya bagai disayat sembilu.
“Jangan terus bersedih hati. Kamu itu Boru Panggoaran. Harus tetap semangat. Lihat adik-adikmu ini,” ucap Faisal penuh haru coba menghibur sambil memeluk Menanti penuh kasih sayang layaknya anak kandungnya.
AKBP Faisal Napitupulu pun memberikan nasehat-nasehat dan menyemangati ke tujuh anak yang kini telah yatim piatu itu.
“Sejak viralnya video Menanti Boru Simbolon menjerit histeris, saya mau berjumpa dengan anak-anak ini. Akhirnya keinginan saya terpenuhi hari ini,” ujar AKBP Faisal Napitupulu.
Sejurus kemudian, AKBP Faisal Napitupulu bertanya apa keinginan anak-anak mendiang Rianto Simbolon tersebut.
“Saya hanya mau keadilan pak,” lirih Menanti sambil terisak. Air mata terus mengalir deras dari kedua pelupuk matanya.
“Amang akan membantumu untuk mendapatkan keadilan. Jangan bersedih lagi boruku. Tetap semangat. Sekarang kamu menjadi ayah sekaligus ibu. Kalau ada apa-apa bilang ya, amang akan membantu,” kata AKBP Faisal Napitupulu.
Sementara itu, Dwi Sinaga, SH, menyebut, kedatangan mereka ke Mapolda Sumut untuk melaporkan kejanggalan yang terjadi dalam rekonstruksi pembunuhan Rianto Simbolon yang digelar di Mapolres Samosir.
Adapun tersangka pembunuh Rianto Simbolon yakni Bilhot Simbolon (27), Tahan Simbolon (42), Parlin Sinurat (42), Justianus Simbolon (60) dan Pahala Simbolon (24). Sedangkan seorang lagi sedang diburu dan masuk DPO.
Dalam rekonstruksi tersebut, ungkap Direktur LBH IPK Sumut ini, penyidik tidak memunculkan alat bukti batu bata dan empat pisau serta pemeran yang menggunakan barang bukti tersebut.
“Alat bukti serta peran beberapa tersangka kini jadi kabur,” ujar Dwi Sinaga.
Keanehan dan keganjilan lainnya juga diungkapkan Dwi Sinaga. Seperti 11 luka tusukan di sekujur tubuh Rianto Simbolon sesuai hasil visum dokter, dalam rekonstruksi itu hanya lima luka tusukan yang dipaparkan penyidik
“Alat bukti batu bata itu tidak ada perannya, empat pisau itu pun tidak ada perannya. Masa penyidik mengatakan itu versi Pahala,” ujar Dwi yang juga tim LBH PPTSB se-Dunia ini.
Menanggapi itu, AKBP Faisal Napitulu, mengaku terpukul atas kasus tersebut. Secara pibadi maupun kelembagaan, Faisal mengaku sangat berempati.
“Saya juga sudah dengar cerita dari anak-anak ini langsung dan bagaimana susahnya kehidupan mereka sepeninggal ayahnya,” ujar Faisal.
Terkait yang disampaikan kuasa hukum korban, Faisal menyatakan akan memperkuat Polres Samosir dalam penyidikan kasus itu.
Termasuk dalam gelar perkara akan dicek semua bukti-bukti. “Bila bukti-bukti tidak lengkap, kita akan meminta Polres Samosir untuk melengkapinya. Kita wajib bekerja profesional menangani kasus ini. Nanti akan kita urutkan lagi untuk memastikannya. Lihatlah bagaimana kondisi anak-anak ini. Kasus ini akan menjadi atensi serius bagi kami,” terang Faisal.
Lalu, AKBP Napitupulu Faisal, membawa ke tujuh anak almarhum Rianto Simbolon bertemu Kasubdit III/Jahtanras Polda Sumut, AKBP Taryono Raharja.
Taryono pun menyambut haru kedatangan anak-anak Rianto Simbolon tersebut. Taryono juga memberikan motivasi kepada anak-anak yang kini telah yatim piatu itu.
Terkait perbedaan hasil visum dengan rekonstruksi yang digelar, Kamis (26/11/2020) pukul 13.40 WIB-17.36 WIB, Faisal menyatakan akan dilakukan kembali pengecekan luka pada tubuh mendiang Rianto Simbolon.
Pasca pertemuan itu, Dwi Ngai Sinaga mengaku pihaknya diundang Polres Samosir untuk melakukan rekonstruksi ulang.
“Kita baru saja dihubungi penyidiknya akan dilakukan rekonstruksi ulang kasus ini. Kita masih menunggu undangan resmi. Kita tidak mau lagi seperti rekonstruksi awal. Penyidik kala itu mengundang keluarga korban melalui aplikasi messenger. Lihatlah, bagaimana anak-anak ini jadi histeris,” tukas Dwi. (SAS)
IMBAUAN REDAKSI: Ayoo…Kita lawan virus Corona (Covid-19)..!! Patuhi protokol kesehatan (Prokes)..!! Jaga jarak dua meter, pakai masker, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Bukan hebat kali Corona itu kalau kita bersatu..!! 💪💪👍👍🙏🙏