Jakarta, Bersama News Tv
Ilmuwan mengklaim telah menemukan penyakit baru akibat infeksi sebuah virus di Kongo, Afrika. Para ilmuwan menamai penyakit yang berpotensi mematikan itu sebagai “Disease X” atau penyakit X.
Seperti dilansir dari laman cnnindonesia.com, penyakit X itu pertama kali ditemukan pada seorang pasien wanita yang mengalami gejala demam dan diare di Ingende, Kongo. Dokter yang memeriksa awalnya menduga pasien itu menderita demam berdarah atau Ebola.
Namun, serangkaian pemeriksaan, termasuk Ebola menunjukkan hasil negatif.
“Kami semua harus takut. Ebola tidak diketahui, covid tidak diketahui. Kami harus takut dengan penyakit baru,” kata dokter pasien Dadin Bonkole seperti dilansir dari CNN, Minggu (03/01/2021).
Badan Kesehatan Dunia mengatakan ‘X’ adalah singkatan dari tidak terduga. Penyakit X dapat menyebabkan masalah serius di seluruh dunia jika dan ketika itu terjadi.
Institut Penelitian Biomedis Nasional Kongo (INRB) hingga saat ini masih belum dapat mengidentifikasi virus yang menyebabkan demam pada pasien yang dirahasiakan identitasnya itu. Dokter hanya baru menilai penyakit itu mirip dengan Ebola.
Saat ini, kondisi pasien tidak memiliki gejala. Serangkaian tes yang dilakukan termasuk Ebola juga kembali menunjukkan hasil negatif.
Pasien itu saat ini juga masih dalam ruang isolasi bersama anak-anaknya.
“Kami harus melakukan pemeriksaan tambahan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Saat ini ada beberapa kasus yang dicurigai di sana,” kata kepala layanan medis di Ingende, Christian Bompalanga.
Peneliti yang membantu menemukan virus Ebola pada tahun 1976, Jean-Jacques Muyembe Tamfum memperingatkan penyakit zoonosis menular dari hewan ke manusia akan lebih banyak terjadi di masa mendatang.
Di masa lalu, penyakit seperti demam kuning, berbagai bentuk influenza, rabies, brucellosis dan penyakit lyme adalah penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Penyakit itu sering muncul melalui vektor seperti hewan pengerat atau serangga.
Penyakit zoonosis diketahui telah menyebabkan epidemi dan pandemi sebelumnya.
Terkait dengan Ebola, ilmuwan mengaitkannya dengan eksploitasi hutan oleh manusia secara besar-besaran.
Dalam satu studi yang dilakukan pada 2017, para peneliti menyatakan bahwa 25 dari 27 wabah Ebola dimulai di tempat-tempat yang telah mengalami deforestasi sekitar dua tahun sebelumnya.
Para ilmuwan juga berkata bahwa wabah Ebola muncul di daerah dengan kepadatan populasi manusia tinggi.
Epidemiologi Universitas Edinburgh, Mark Woolhouse dalam penelitiannya mengatakan spesies baru virus ditemukan sekitar tiga hingga empat tahun sekali. Mayoritas virus baru itu berasal dari hewan.
Para ahli juga mengatakan meningkatnya jumlah virus yang muncul sebagian besar adalah akibar dari kehancuran ekologis dan perdagangan satwa liar.
Para ahli meramal pandemi Covid-19 tidak akan menjadi yang terakhir di bumi ini. Mereka memperkirakan ada pandemi baru setelah covid-19.
Meski belum mengetahui asal usulnya, namun para ahli menduga Disease X atau penyakit X akan menjadi sumber pandemi selanjutnya.
Disease X adalah nama yang diberikan kepada virus misterius yang mengancam kesehatan manusia meski belum diketahui sumbernya.
Disease X ada dalam daftar pendek patogen yang dianggap sebagai prioritas utama untuk penelitian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di samping virus lain yang telah diketahui seperti SARS dan Ebola.
Mengutip EcoHealth Alliance, setiap tahunnya WHO memperbarui daftar tersebut dengan panduan dari para ahli di semua bidang studi ilmiah tentang patogen yang paling mengancam penyebab pandemi global berikutnya.
Meskipun dunia telah melihat dampak yang dapat ditimbulkan oleh sebagian besar virus yang menyebabkan pandemi seperti SARS, Ebola, dan Zika, namun belum ada yang tahu apa yang dapat dilakukan Disease X.
Saat ini ilmuwan memperkirakan ada 1,67 juta virus yang tidak diketahui di planet ini. Mereka memperkirakan sekitar 631 ribu hingga 827 ribu virus di antaranya berpotensi menginfeksi manusia.
Para ahli mendeteksi sebanyak 263 virus dapat menginfeksi manusia. Artinya, kita tak tahu apa-apa soal 99,96 persen ancaman pandemi selanjutnya.
Menurut Dr Kenneth Iserson, banyak dari kita akan menyaksikan pandemi selanjutnya. Artinya pandemi mungkin terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Profesor emeritus pengobatan darurat di Universitas Arizona, Amerika Serikat ini menyebut dunia sudah melihat sejumlah penyakit baru yang berpotensi berkembang menjadi Disease X.
“Mungkin ada penyakit menular lain yang tidak dikenali dan sudah beredar fan dapat memiliki implikasi menghancurkan. Tetapi tanggapan yang berbeda, bermotivasi politik dan tidak terkoordinasi terhadap covid-19 menunjukkan bahwa kita belum belajar banyak dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi pandemi di masa depan,” katanya seperti dikutip dari Straits Times, Minggu (03/01/2021).
Tindakan pencegahan terbaik terhadap pandemi berikutnya, kata Dr Iserson, adalah pengawasan aktif dari dunia internasional, terutama di titik panas untuk penyakit baru, seperti China, lembah Amazon, dan Afrika tengah.
“Itu membutuhkan dana yang memadai, koordinasi, dan kemauan politik untuk segera mempublikasikan dan bertindak ketika agen penular baru diidentifikasi,” tegasnya.
Sisi positifnya, meskipun sebagian besar dunia sejauh ini tidak terlalu memperhatikan pentingnya mencegah Penyakit X, dengan fokusnya yang kuat untuk menundukkan covid-19, pemerintah tertentu sudah memikirkan beberapa langkah ke depan dengan membuat rencana baru dengan mengucurkan lebih banyak dana.
AS, misalnya, telah berkomitmen sebesar US$82 juta atau setara Rp1,16 triliun (kurs Rp14.200) selama lima tahun untuk mendirikan dan mendukung Pusat Penelitian dalam Penyakit Menular yang Muncul (Creid). (***)
IMBAUAN REDAKSI: Ayoo…Kita lawan virus Corona (Covid-19)..!! Patuhi protokol kesehatan (Prokes)..!! Jaga jarak dua meter, pakai masker, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Bukan hebat kali Corona itu kalau kita bersatu..!!💪💪👍👍🙏🙏