Asahan, Bersamanewstv
Video menunjukkan sejumlah orang dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) berada di pemakaman viral. Pengunggah menyertakan narasi soal makam pasien COVID-19 yang belum ditutup tanah namun petugas meninggalkan lokasi pemakaman.
Dilansir detikcom, Selasa (03/08/2021), dalam video itu, tampak beberapa orang menggunakan APD meratap di pemakaman dengan kondisi lubang makam yang belum ditutup. Salah seorang di antaranya terlihat sedang memasukkan tanah dengan cangkul ke dalam lubang.
“Keluarga dibiarkan menutup sendiri kuburan orang tuanya. Pihak Gugus Tugas meninggalkan keluarga. Inilah keluarga, tidak ada sama sekali petugas,” kata perekam dalam video itu.
Video tersebut diunggah oleh salah satu akun Facebook. Peristiwa itu disebut terjadi pada Senin (02/08/2021) di Desa Serdang, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan.
“Tolong bantu disebarluaskan teman-teman. Ini video pemakaman ibu saya yang kata pihak rumah sakit terpapar COVID-19. Yang di mana pihak pemerintah dan petugas gugus COVID-19 seolah tidak mempedulikan jenazah ibu saya, mulai dari rumah hingga ke tempat pemakaman. Sesampainya di tempat pemakaman, petugas dan pihak Gugus Tugas langsung pulang tanpa menutup liang kubur. Yang di mana hal tersebut salah dalam peraturan Kemenkes RI terbaru dalam tata cara penguburan jenazah COVID,” tulis pemilik akun dalam postingannya.
Salah seorang wanita yang ada di dalam video tersebut, Romasta Simangunsong, membenarkan kejadian itu. Orang yang dimakamkan dalam video itu adalah ibunya, BM (88). Dia menyebut ibunya sempat dinyatakan COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri, lalu meninggal dunia.
“Orang tua kami meninggal terkonfirmasi COVID, tapi tidak ada penanganan dari desa. Kami ingin bertanya kalau ini ada orang meninggal COVID di rumah penanganannya seperti apa, apakah dibiarkan begitu,” ujarnya.
Kepala Desa Serdang, Guntur Gunawan, buka suara. Dia membantah narasi viral yang menyebut tidak ada petugas mendampingi pemakaman.
Gunawan mengatakan dirinya secara sukarela menjadi relawan pemulasaraan jenazah COVID-19 tersebut. Dia menyebut pemulasaraan jenazah dibantu petugas dari puskesmas.
“Kalau tidak didampingi, itu tidak benar. Justru saya yang membantu melakukan pemulasaraan almarhumah saat meninggal di rumah, bersama satu orang petugas dari puskesmas dan beberapa orang keluarga,” kata dia.
Dia mengatakan Satgas COVID-19 Asahan memiliki kebijakan apabila ada warga yang meninggal COVID-19 selain di rumah sakit, proses pengurusan jenazah diserahkan kepada keluarga. Dia menyebut pihak puskesmas atau pemerintahan desa hanya mendampingi dan memfasilitasi alat pelindung diri (APD).
“Jadi sudah kita jelaskan itu keluarga tidak terima. Anak-anaknya tidak berani mengurus jenazah orang tuanya karena sebagian dari mereka sudah ada yang positif. Jadi, sebagai kepala desa, tentu saya merasa ada tanggung jawab, maka saya berinisiatif memasangkan baju, meskipun saya seorang muslim, saya laki-laki, sudah saya tanya ke keluarga mereka mempersilakan. Akhirnya saya anggap itu sebagai orang tua, ibu saya sendiri,” kata Gunawan.
Setelah dipersilakan, kata Gunawan, dirinya bergegas mengenakan APD dan mengurus jenazah. Dia juga mengatakan dirinya ikut mengantar ke pemakaman.
“Proses itu saya lakukan. Saya pasangkan bajunya, dimasukkan ke peti, diantarkan ke kuburan. Setelah saya ikut masukkan jenazah ke kuburan. Namun pada jam yang sama, saya ada acara di kabupaten yang tidak mungkin saya tidak hadir. Saya tinggalkan itu dalam kondisi belum ditutup karena masih ada acara ritual keagamaan. Mungkin di situlah keluarga merasa kecewa,” kata dia. (***)
IMBAUAN REDAKSI: Ayoo…Kita lawan virus Corona (Covid-19)..!! Patuhi protokol kesehatan (Prokes)..!! Jaga jarak dua meter, pakai masker, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Bukan hebat kali Corona itu kalau kita bersatu..!! 💪💪👍👍🙏🙏