Ketikan Jari: Mulianta Ginting Munthe
November Rain. Sebuah judul lagu dari grup musik Guns N’ Roses yang mendunia, mengingatkanku tentang siklus cuaca di negaraku Indonesia tercinta.
Biasanya, setiap tahunnya, curah hujan di Indonesia sangat tinggi di bulan Oktober, November dan Desember. Tingginya curah hujan ini tentu dapat menimbulkan bencana alam. Mulai dari banjir hingga tanah longsor.
Bencana yang dikhawatirkan itu pun akhirnya datang. Berbagai wilayah di Indonesia diterjang banjir dan tanah longsor. Korban yang terdampak pun sangat banyak.
Salah satunya terjadi di wilayah Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kamis malam (11/11/2021) bencana tanah longsor menerjang pemukiman masyarakat Dusun III, Desa Rumah Kinangkung, Kecamatan Sibolangit.
Teriakan histeris dipenuhi rasa ketakutan memecah keheningan malam di dusun itu. Di tengah kegelapan malam karena listrik padam, warga yang panik mencoba menyelamatkan diri. Mereka berlari keluar rumah. Mereka berlari ke sana ke mari. Mereka tidak tahu arah. Semuanya serba hitam. Gelap gulita.
Malang bagi Rasmiken Beru Ginting (67). Wanita berusia lanjut ini tak kuat lagi untuk berlari. Bersama rumah yang dihuninya selama ini, tubuh renta wanita itu lenyap tertimbun tanah longsor. Suara minta tolong dari mulut wanita yang kepala dan tubuhnya ditemukan terpisah ini pun ikut menghilang “ditelan” tanah.
Kabar bencana alam ini pun sampai ke telinga Bupati Deli Serdang, H Ashari Tambunan. Bersama Dandim 0204/DS Letkol Kav Jackie Yudhantara, Sekda Darwin Zein, SSos, Asisten Pemerintahan Setdakab Drs Citra Effendi Capah, Kepala BPBD Deli Serdang Drs Zainal Abidin Hutagalung Kabag Prokopim Setdakab M Ari Mulyawan Simatupang beserta OPD terkait lainnya, Bupati H Ashari Tambunan, tiba di lokasi tanah longsor itu, Jumat sore (12/11/2021).
Bupati memastikan penanganan bencana tanah longsor telah dilakukan dengan baik. Bupati juga memastikan tersedianya air bersih, dapur umum, posko kesehatan dan bantuan makanan siap saji untuk para korban.
Sikap cepat tanggap Bupati H Ashari Tambunan ini patut diapresiasi. Apalagi ketika Bupati H Asahari Tambunan menunjukkan rasa empatinya kepada rakyat yang dipimpinnya dengan mendatangi para korban tanah longsor yang berada di pengungsian.
Tanpa sungkan-sungkan, Bupati H Ashari Tambunan, langsung duduk di tikar dan berbincang-bincang dengan Masa Tarigan salah satu korban selamat dengan kondisi kaki bengkak karena sempat terjepit. Bupati H Ashari Tambunan memberikan motivasi agar tetap semangat dan tabah menghadapi cobaan tersebut.
Langkah kaki Bupati H Ashari Tambunan kemudian mengarah ke jambur tempat tubuh Rasmiken Beru Ginting disemayamkan. Jumat sore jenazah wanita lanjut usia ini ditemukan petugas bersama masyarakat di antara timbunan tanah longsor. Kala itu hanya tubuhnya yang ditemukan. Esoknya, Sabtu (13/11/2021) barulah petugas menemukan kepala korban.
Bupati H Ashari Tambunan menyampaikan rasa berbelasungkawa kepada anak dan keluarga Rasmiken Beru Tarigan. Tak lupa bupati juga memberikan tali asih sebagai tanda ikut berduka cita atas kepergian Rasmiken Beru Ginting korban tanah longsor.
Dilihat dari letaknya, Dusun III Desa Rumah Kinangkung memang sangat rawan terhadap bencana tanah longsor karena posisinya dikelilingi tebing bukit. Apalagi saat ini curah hujan terbilang tinggi.
Walaupun tebing bukit itu ditumbuhi pepohonan berusia muda dan rerumputan, tidak menjamin bisa menahan tanah tidak longsor akibat gerusan air hujan.
Tersiar kabar kalau beberapa bulan lalu, aksi penebangan kayu hutan secara besar-besaran terjadi di Desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit. Jarak dari Dusun III Desa Rumah Kinangkung dengan Desa Buluh Awar diprakirakan sekitar 8 Km.
Entah ada kaitannya atau tidak dengan bencana tanah longsor di Dusun III Desa Rumah Kinangkung, yang jelas aksi penebangan kayu hutan berdiameter besar itu, sudah berlangsung lama. Bahkan, kabarnya, areal kayu hutan yang ditebangi diprakirakan sudah mencapai sekitar puluhan hektar.
Kayu-kayu hutan yang ditebangi tersebut, dikeluarkan dari lokasi dalam bentuk broti dan papan. Sebahagian dalam bentuk loging. Kayu hutan itu diangkut menggunakan kendaraan untuk dijual kepada seorang penampung yang disebut-sebut berada di wilayah Kecamatan Sibolangit.
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara memang tidak diam. Setelah diberitakan bersamanewstv.com, petugas kehutanan pernah turun ke lokasi dan sempat mengamankan tiga unit mesin chainsaw yang digunakan untuk menebang pohon kayu hutan.
Bahkan seorang pelaku kabarnya sempat diamankan ke kantor Dinas Kehutanan Sumut di Jln Sisingamangaraja, Medan.
Tapi, entah kenapa, belakangan pelaku disebut-sebut “dilepaskan” pada malam harinya setelah oknum terduga pemerintahan Desa Buluh Awar, datang ke kantor Dinas Kehutanan Sumut.
Sampai sekarang aksi penebangan kayu hutan itu kabarnya masih berlanjut. Dan Dinas Kehutanan Sumut pun “diam”. Termasuk kepolisian. Mereka memang tetap “siap gerak” tapi tak pernah “bergerak” menindak tegas aksi penebangan kayu hutan tersebut.
Lalu bagaimana dengan Pemkab Deli Serdang..?? Bukankah itu wilayahnya..?? Inilah yang menjadi pertanyaan kenapa Pemkab Deli Serdang terkesan ikut “berdiam diri” terhadap maraknya aksi penebangan kayu hutan tersebut.
Padahal, ketika bencana alam menerjang, yang menjadi korban adalah rakyat Deli Serdang. Pemkab Deli Serdang seharusnya berani bertindak “keras” dan tegas serta bersuara lantang menentang deforestasi di wilayahnya. Ini perlu dilakukan guna mencegah berlanjutnya bencana alam.
Terlebih lagi saat ini pencegahan deforestasi telah menjadi komitmen pemimpin sejumlah negara di dunia, guna mencegah pemanasan global yang kian mengancam kelangsungan makhluk hidup di dunia.
Karena itu, sudah saatnya Pemkab Deli Serdang unjuk gigi untuk “membasmi” deforestasi. Sebab, kalau hanya rasa empati saja tidak akan mungkin bisa mencegah datangnya bencana. (***)
IMBAUAN REDAKSI: Ayoo…Kita lawan virus Corona (Covid-19)..!! Patuhi protokol kesehatan (Prokes)..!! Jaga jarak dua meter, pakai masker, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Bukan hebat kali Corona itu kalau kita bersatu..!! 💪💪👍👍🙏🙏