Jakarta, Bersamanewstv
Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita atas wafatnya mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau karib disapa Buya Syafii.
Buya Syafii sebelumnya wafat pada Jumat (27/05/2022) pagi setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, DIY selama beberapa pekan terakhir karena sakit.
“Selamat jalan Sang Guru Bangsa,” kata Jokowi lewat akun Twitter resmi, seperti dilansir cnnindonesia. Jokowi mengenang saat dirinya sempat menjenguk Buya Syafii di Sleman, DIY, dua bulan lalu usai sempat dinyatakan pulih dan baru keluar rumah sakit.
Kala itu, kata Jokowi, Buya Syafii terlihat sehat dan bugar. Menurut dia, itulah momen terakhir pertemuan dirinya dengan Buya Syafii.
“Dua bulan lalu, saya sempat menjenguk Buya Syafii di Sleman, saat beliau baru keluar dari rumah sakit seusai perawatan selama beberapa hari,” kata mantan Wali Kota Solo itu.
“Saat itu, beliau sudah sehat dan terlihat bugar. Itulah pertemuan terakhir saya dengan Buya Syafii,” tambahnya.
Buya Syafii disebut mengalami henti jantung sebelum meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Jumat (26/05/2023).
Dokter Spesialis Jantung Pembuluh Darah RS PKU Muhammadiyah Gamping Dr. Evita Devi Noor Rahmawati menjelaskan kondisi Buya Syafii sejak dirawat di rumah sakitnya, 14 Mei 2022 lalu.
“Serangan jantung pertama sekitar Maret, lalu pulang. Tanggal 14 Mei, masuk lagi,” kata Evita di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman.
Sejak saat itu tim dari RS PKU Muhammadiyah dan tim medis kepresidenan berkoordinasi mengupayakan kateterisasi jantung untuk Buya Syafii.
“Ternyata hasilnya memang pembuluh darah jantungnya ini sudah sulit, sumbatannya terlalu banyak, terlalu keras dan memang sudah sulit untuk dilakukan pemasangan ring ataupun dilakukan suatu operasi bypass,” jelas Evita.
“Sehingga kami dari tim medis, dari dokter jantung, dari tim dokpres pun, dokter jantung dari dokpres pun sudah ke sini sendiri dan melihat sendiri. Kita memutuskan untuk dilakukan pengobatan yang optimal dulu,” sambungnya.
Pengobatan ini, menurut Evita, membuahkan hasil positif. Kondisi Buya Syafii mulai stabil dan alat bantu pernafasan pun mulai dilepas.
“Fisioterapi, bahkan kita sudah merencanakan beliau untuk dipulangkan sebetulnya,” imbuh Evita.
Akan tetapi, pada Kamis (25/5) malam Buya Syafii mengeluhkan sesak nafas. Hasil evaluasi tim medis, pasien mengalami serangan jantung ulang dan dilakukan penanganan sesuai prosedur standar.
“Semalaman sudah mengeluhkan, merasa tidak nyaman, namun ternyata tadi pagi beliau mengalami henti jantung. Kita lakukan resusitasi, kita lakukan pengobatan dan resusitasi jantung dan paru selama kurang lebih satu jam karena henti jantung,” paparnya.
Jantung Buya Syafii kembali berdenyut, usai upaya satu jam penanganan itu. Namun demikian, lantaran kondisi sumbatan yang sudah terlampau berat maka henti jantung kembali terjadi 40 menit setelahnya di ruang ICCU.
“Pertolongan kembali, resusitasi kembali kita lakukan, namun pertolongan yang terakhir ini tidak dapat mengembalikan seperti yang awal. Sehingga kami nyatakan meninggal dunia,” katanya.
Kabar berpulangnya Buya Syafii pada pagi ini dikabarkan Ketum PP Muhamadiyah, Haedar Nashir.
Berdasarkan informasi, selepas disemayamkan di Masjid Kauman Yogyakarta, almarhum Buya Syafii akan dimakamkan di pemakaman Muhammadiyah, Husnul Khotimah, yang berada di Kulonprogo, DIY pada Jumat petang ini. (***)
IMBAUAN REDAKSI: Ayoo…Kita lawan virus Corona (Covid-19)..!! Patuhi protokol kesehatan (Prokes)..!! Jaga jarak dua meter, pakai masker, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Bukan hebat kali Corona itu kalau kita bersatu..!!💪💪👍👍🙏🙏