JAKARTA, BERSAMA
Imbas resesi global bukan hanya berdampak pada dirumahkannya karyawan, namun juga sampai titik pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia. Berdasarkan data terbaru yang dihimpun Asosiasi Persepatuan Indonesia, sudah ada ribuan orang terkena PHK khususnya di pabrikan sepatu.
“Kita kumpulkan data sebanyak mungkin, di tekstil yang sudah dirumahkan dan PHK 45.000 orang. Di sepatu yang sudah PHK 2.500 orang dan ada potensi lebih besar, diperkirakan kondisi ini sampai akhir 2023,” kata Anggota Dewan Pembina Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), seperti dilansir cnbcindonesia, Senin (24/10/22).
Ia menyebut jumlah buruh di pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) paling besar di garmen dengan pekerja mencapai 3 juta orang lebih, namun seluruhnya mencapai 5,4 juta orang. Khusus sepatu, terdapat 550 ribu pekerja yang langsung di pabrik sepatu.
“Ada pabrik sepatu yang bekerja 110.000 orang, kalau 10 ribu orang x Rp 5 juta rata-rata, itu sudah Rp 50 miliar per bulan untuk pekerja operator, kalau nggak ada order gimana pabrik bisa tahan?” kata Anton yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan Bidang Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial.
Ia menggaris bawahi bahwa masalahnya bukan disebabkan dari dalam negeri, melainkan menurunnya permintaan dari pasar ekspor. Penyebabnya karena penurunan daya beli dari uni Eropa dan Amerika.
“Rata-rata 50% dari order sepatu, ada yg 70%, ada yang kurang dari 50% setelah buat average 50%. Kita upayakan untuk menyelamatkan agar jangan sampai ada PHK massal, kalau nggak bisa dihindari apa boleh buat, tapi kita usahakan,” ujar Anton. (***)
IMBAUAN REDAKSI: Virus Corona (Covid-19) mulai mereda. Tapi bukan berarti sudah tak ada. Namun yakinlah Corona takkan bisa berbuat apa-apa kalau kita terus bersatu dan tetap waspada..!! 💪💪👍👍🙏🙏