TANJUNG MORAWA, BERSAMA
Sejumlah ibu-ibu menghadang pemagaran yang dilakukan pengembang di atas tanah sengketa eks HGU PTPN II Desa Dagang Kerawan, Kec. Tanjung Morawa, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Seorang ibu yang berusaha menghalangi aktivitas pemagaran ditendang oleh preman bayaran sehingga terjatuh ke tanah, Senin (03/04/2023).
Petugas kepolisian dari Polsek Tg. Morawa hanya menonton kejadian tersebut. Sejak pagi, sejumlah ibu-ibu menggelar spanduk keberatan atas pemagaran tersebut karena mereka tinggal dan berusaha di situ sejak dulu.
Ibu-ibu ini juga menuding bupati Deli Serdang telah kecolongan menerbitkan SIMB di atas tanah yang sejak dulu telah jadi sengketa. Mereka juga mempertanyakan penerbitan sertifikat HGB dari BPN Deli Serdang.
Kasus tanah ini telah bergulir sejak tahun 2005. Tapi pihak Gubsu yang bertanggungjawab tidak menyelesaikan permasalahan ini dengan baik. Secara hukum tanah tanah eks HGU yang tidak diperpanjang menjadi tanggungjawab Gubsu.
Ibu-ibu menghalangi pemagaran lahan sambil membawa sejumlah poster berisi protes terhadap Pemkab Deli Serdang dan pengembang.
Namun kasus tanah Dagang Kerawan ini ditangani oleh bupati Deli Serdang tapi tidak tuntas. Bupati Deli Serdang H Amri Tambunan dan bupati sekarang H Ashari Tambunan yang tidak lain adiknya sendiri tidak sejalan dalam kasus ini.
Amri Tambunan ingin tanah ini tuntas dengan “win-win solution” tapi Ashari Tambunan lebih condong menerima informasi bawahan yang tidak jelas sehingga terjadilah bentrok.
Bupati terdahulu sudah membuat kesepakatan dengan H Suprianto yang membeli tanah tidak prosedural tapi kesepakatan itupun tidak dilaksanakan oleh H Suprianto. Namun bupati DS tidak mempersoalkannya.
Para ibu ibu yang melawan preman dari OKP ini minta Presiden Jokowi turun tangan. Situasi di lapangan cukup panas, karena ibu-ibu minta SIMB ditinjau ulang karena bupati Deli Serdang telah kecolongan.
Puluhan preman dari OKP diturunkan oleh pengusaha untuk melawan siapa saja yang menghalangi kegiatan tersebut. Seorang ibu bernama Yuri mengaku jadi korban ditendang sang preman hingga terjerembab ke tanah. Sementara polisi hanya menonton.
Seorang ibu meneriakkan bahwa ketua OKP yang jadi caleg itu mesti bicara untuk rakyat, bukan untuk pengembang. Caleg seperti ini gak perlu dipilih, katanya. Sejumlah preman berang mendengar ucapan tersebut dan mengeluarkan kata-kata kotor yang tidak senonoh. Situasi bentrok itu menyebabkan arus lalu lintas ramai. (SES)
IMBAUAN REDAKSI: Virus Corona (Covid-19) mulai mereda. Tapi bukan berarti sudah tak ada. Namun yakinlah Corona takkan bisa berbuat apa-apa kalau kita bersatu dan tetap waspada..!! 💪💪👍👍🙏🙏