DELI SERDANG, BERSAMA
Para Kepala SDN Dan SMPN di Dinas P dan P Pemkab Deli Serdang, Sumatera Utara, mengeluh karena banyaknya buku yang didrop dari Dinas P dan P sehingga buku menumpuk tidak bisa terbaca lagi oleh murid-murid.
Rupanya buku-buku itu telah menjadi ajang bisnis sejumlah aparat. Semua dana bos yang dialokasikan untuk murid ataupun untuk guru habis digunakan untuk membeli buku.
Menurut orang dalam, puluhan milyar dana bos telah dipakai untuk.membeli buku, sehingga kebutuhan sekolah tidak terpenuhi lagi.
Pengadaan buku buku cetakan tersebut telah dijadikan ajang bisnis sejak lama. Beberapa rekanan mendapat jatah pengadaan buku dari instansi tertentu.
Kadis P dan P kabarnya dapat tekanan dari atasan agar dana bos diarahkan untuk pengadaan buku. Rekanan itu dapat jatah dari institusi yang paling ditakuti.
Sebenarnya dana bos itu digunakan oleh kepala sekolah untuk biaya operasional, bahkan untuk murid dan guru. Tapi semuanya sudah habis jadi “jatah” institusi tertentu.
Bahkan dana afirmasi yang disalurkan oleh pemerintah pusat untuk masing-masing kepala sekolah juga telah jadi ajang bisnis.
Pemerintah pusat mengalokasikan dana afirmasi sebesar Rp 60 juta untuk semua kepala SD agar bisa membelu alat yang dibutuhkan di sekolahnya.
Tapi ada instruksi dari Dinas P dan P Kab. Deli Serdang dana itu ditangani oleh institusi tertentu dengan dalih agar tertib. Ternyata ada rekanan yang mengirimkan meubiler sementara sekolah itu tidak membutuhkan meubiler.
Akhirnya dana Rp 60 juta tiap sekolah negeri dan swasta itu lenyap dimakan oknum tertentu. Para kepala SD yang seharusnya terima dana Rp 60 juta itu tidak bisa berbuat apapun, kecuali jadi penonton.
Bupati DS tidak pernah menaruh perhatian terhadap kasus-kasus seperti ini. Bupati kabarnya memberikan proyek tersebut kepada institusi yang ditakuti itu agar dia aman. (HB01)
IMBAUAN REDAKSI: Virus Corona (Covid-19) mulai mereda. Tapi bukan berarti sudah tak ada. Namun yakinlah Corona takkan bisa berbuat apa-apa kalau kita bersatu dan tetap waspada..!! 💪💪👍👍🙏🙏