JAKARTA, BERSAMA
Peningkatan kasus gagal ginjal ternyata tak hanya terjadi di Singapura. Penyakit gagal ginjal kronik juga banyak terjadi di Indonesia.
Dokter konsultan ginjal hipertensi Maruhum Bonar Hasiholan Marbun mengatakan setiap tahun, masyarakat yang mengalami gagal ginjal di Indonesia memang terus bertambah. Bahkan dua dari 10 orang Indonesia mengalami gagal ginjal kronis.
“Misal ada 10 orang di sini, itu dua orangnya pasti mengidap penyakit gagal ginjal,” kata dokter yang kerap disapa Marbun dalam konferensi pers yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara daring mengenai transplantasi ginjal, seperti dilansir cnnindonesia, Rabu (26/07/2023).
Meski demikian, Marbun tidak merinci berapa total masyarakat yang mengalami gagal ginjal per 2023 ini. Tetapi dia menjelaskan, peningkatan penyakit gagal ginjal di Indonesia ini terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat.
Kata dia, gagal ginjal bisa terjadi saat seseorang mengalami hipertensi hingga diabetes. Saat ini sangat banyak orang Indonesia yang mengalami diabetes akibat konsumsi makanan dan minuman tinggi gula.
Penjualan minuman manis yang diobral murah dan banyak disukai masyarakat jadi pemicu penyakit diabetes yang bisa menyebabkan gagal ginjal.
Selain itu, asupan garam berlebih dari makanan yang dijual di restoran atau makanan cepat saji juga bisa menjadi pemicu munculnya gagal ginjal.
“Yang jadi masalah dan memicu gagal ginjal itu hipertensi dan diabetes. Jadi pola hidup masyarakat Indonesia yang gemar makan manis dan tinggi garam sekarang ini membuat penyakit gagal ginjal terus meningkat di Indonesia,” katanya.
Menurut dia, edukasi terkait makanan rendah gula dan rendah garam ini harus jadi perhatian. Masyarakat harus diberi tahu soal kandungan gula dan garam di setiap makanan yang dikonsumsi.
Tentunya hal ini bukan hanya menjadi tugas dokter, semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah hingga penjual makanan harus memberi informasi soal kandungan garam dan gula di setiap makanan yang mereka jual.
“Karena masalahnya sekarang orang Indonesia itu lebih banyak yang suka beli makanan dan jarang masak di dapur. Makanya penting memberi tahu setiap kandungan makanan yang dijual,” katanya. (***)
IMBAUAN REDAKSI: Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada. Tetap waspada dan yakinlah Corona takkan bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!! 💪💪👍👍🙏🙏