MEDAN, BERSAMA
Pabrik Kecap Angsa di Jln Meranti No 16, Kel. Sekip, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara, meresahkan masyarakat. Bau busuk kacang kedelai dan kecap menyengat ketika melintasi pabrik yang hanya dikelilingi pagar seng tersebut.
Air parit terlihat berwarna hitam dan banyak sisa kacang kedelai di depan pabrik kecap Angsa di Jln Meranti, Sekip, Medan Petisah. (Foto: Reza).
Selain itu, limbah pabrik ini juga terduga dibuang ke parit di depan lokasi pabrik.
Pantauan awak media, air parit di depan pabrik kecap itu berwarna hitam dan berbau. Ada juga terlihat limbah kacang kedelai yang sudah membusuk.
Kondisi ini pun memunculkan praduga pihak pengelola mencuci botol kecap yang tidak habis terjual tanpa proses pengelolaan limbah yang baik. Pihak manajemen terduga langsung membuang airnya ke aliran parit umum.
“Sudah lama pabrik kecap ini berdiri, limbahnya dibuang di parit aja. Itu buktinya,” kata pengendara sepeda motor yang berhenti di dekat lokasi, Selasa (07/11/2023) siang.
Warga ini berharap pihak pemerintah memperhatikan pabrik dan menindak tegas jika perusahaan membandel serta tidak memiliki izin.
“Kalau kami ditanya, ya kalau bisa dibina perusahaan ini agar memiliki izin. Jika membandel, ditindak aja,” terang sumber.
Terpisah, Humas perusahaan Parlindungan Nadeak ketika dikonfirmasi mengaku air limbah dibuang ke parit setelah disaring.
“Jadi, ada kegiatan mencuci bahan baku kacang kedelai. Semuanya dicuci dan kami ada Instalasi Pengelolaan Air Limpah (IPAL). Setelah limbah dicuci bersih lalu dibuang ke parit,” kata P Nadeak.
P Nadeak mengaku Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara sudah berulang kali datang ke pabrik dan sudah memeriksa perizinannya.
“Jadi kalau izin IPAL kami ada. Sudah dicek semuanya oleh dinas terkait,” terangnya. (HB10)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!
