MEDAN, BERSAMA
Kepala Sekolah Dasar Negeri 064975 Jln Tuba IV, No 4, Kec. Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara, berbisnis atau menjual baju seragam olahraga dan batik kepada ratusan muridnya.
Baju batik dibandrol seharga Rp 90 ribu dan baju olahraga Rp 150 ribu. Itu berlangsung selama bertahun-tahun sehingga memberatkan orang tua siswa.
Salah satu orang tua siswa yang enggan menyebutkan identitasnya mengaku sangat keberatan dengan harga baju olahraga dan batik itu.
“Kalau ditanya keberatan ya sangat keberatan. Karena kondisi saat ini kan serba mahal. Ditambah lagi harus beli baju batik dan olahraga itu,” ucap sumber kepada awak media, Rabu (08/11/2023) siang.
Wanita berusia sekitar 32 tahun ini mengaku jika tidak membeli baju itu, anaknya merasa terasingkan dari teman-temannya.
“Namanya anak-anak, pastilah mereka memaksa orang tuanya untuk beli baju batik dan olahraga itu. Kalau kami ditanya, seharusnya gratislah baju batik dan baju olahraga itu,” terangnya.
Terpisah, Kepala Sekolah Dasar Negeri 064975, Hamidah, ketika dikonfirmasi membenarkan baju batik dan baju olahraga dijual kepada murid.
“Iya, memang dijual kepada siswa baju batik dan baju olahraga itu. Saya hanya melanjutkan peraturan yang sudah ada. Sebelum saya menjadi kepala sekolah, peraturan itu sudah ada,” ucapnya.
Ditanya mengenai dana Bantuan Operasi Sekolah (BOS), kepala sekolah ini mengaku tidak ada aturan baju batik dan olahraga dalam dana BOS.
“Tidak ada Juknisnya kalau baju batik dan baju sekolah. Hanya saja, orang tua siswa bisa membelinya dengan cara dicicil,” terangnya. (HB10)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!
