LUBUK PAKAM, BERSAMA
Walaupun sudah jadi Bupati Deli Serdang defenitif, tampaknya Drs HM Ali Yusuf Siregar tetap berada di bawah “bayang-bayang” bupati lama Ashari Tambunan termasuk Sekda Drs H Timur Tumanggor.
Hal ini tampak dari perilaku dan tindak tanduknya sehari-hari masih tunduk kepada garis kepemimpinan Ashari Tambunan.
Bupati dan Sekda tidak berani mengambil tindakan dan langkah tegas kepada pejabat yang membuat masalah.
Seperti Kepala BPBD, AK, yang didemo pegawai honorer karena dipecat dengan dalih habis kontrak. Padahal mereka baru diangkat tiga bulan jadi honorer. Tindakan ini sangat tidak manusiawi.
Demikian juga sosialisasi bencana alam yang menelan anggaran Rp 1,3 milyar tidak melibatkan PPTK, tidak ada tindakan dari bupati. Malah yang demo itu jadi korban mutasi.
Sama halnya dengan Kadis Infokom yang didemo ASN anak buahnya sendiri. Yang dimutasi malah para Kabid. Pasalnya suami Kadis tersebut marga Tambunan famili Bupati Ashari Tambunan.
Kepala BPBD berinisial AK juga titipan bupati lama karena ada hubungan tertentu dalam NU dan soal pengadaan tanah di Sibolangit.
Bupati dan Sekda juga tidak pernah mau menerima pengunjuk rasa biar dari manapun. Ini bagian dari warisan bupati lama.
Kemudian sejumlah pejabat penting di tingkat dinas berada dari kalangan NU di mana bupati lama sebagai Ketua Sumut dan Sekda sebagai Ketua NU DS.
Hal ini sudah lama jadi pergunjingan kalangan pejabat di DS. Kalau bukan dari NU tidak akan dapat jabatan strategis.
Demikian juga halnya camat-camat di DS hampir tidak ada yang menempati rumah dinasnya, tapi tidak ditindak karena bupati lama ikut caleg DPR RI.
Camat dan kades kabarnya jadi ujung tombak pemenangan. Pada akhir jabatannya Ashari menyerahkan sepeda motor baru dari APBD untuk semua Kades. Padahal sepeda motor lama masih bagus karena tergolong baru. (HB01)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!
