MEDAN, BERSAMA
Asa masyarakat Desa Tadukan Raga, Kec. STM Hilir, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, kini berubah bak “neraka” akibat pertambangan terduga ilegal yang semakin “menggila”.
Semula, masyarakat di desa itu sempat tersenyum dan menaruh harapan besar atas pernyataan Dirreskrimsus Polda Sumut, Kombes Andry Setiawan, yang menegaskan tidak mau berkomentar soal pertambangan Galian C dan lebih mengutamakan action alias penindakan.
“Untuk aktivitas pertambangan Galian C tanpa izin, saya tidak akan berkomentar. Tapi kami akan melakukan action atau penindakan langsung,” tegas Kombes Pol Andry Setiawan kepada awak media, Jumat (02/02/2024).
Rupanya, pernyataan perwira menengah (Pamen) Polri itu kembali menumbuhkan asa masyarakat yang selama ini sudah pupus terhadap korps baju cokelat, dalam menindak pertambangan tanah yang meresahkan mereka.
Namun, ibaratkan kaca, asa itu kini telah retak. Tinggal menunggu waktu menjadi hancur berantakan. Soalnya, hingga hari ini, Selasa (07/02/2024) belum ada tanda-tanda action yang disebutkan Dirreskrimsus Polda Sumut itu akan dilaksanakan.
Sementara itu aktivitas pertambangan Galian C di Desa Tadukan Raga kian “menggila”. Pengusaha tak perduli kesehatan masyarakat yang setiap hari “makan” abu. Apa lagi kerusakan lingkungan dan habitat flora dan fauna.
Informasi diperoleh kru media ini di lapangan, saat ini ada dua pengusaha pertambangan Galian C terduga ilegal yang mengeruk isi “perut bumi” menggunakan “tangan besi”. Mereka adalah LI dan IP. Aksi perusakan lingkungan itu sudah berlangsung lama.
Pun begitu, warga masih menaruh harapan besar kepada Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Efendi agar menindak tegas dan menangkap siapa pun yang terlibat dalam pertambangan Galian C terduga ilegal tersebut.
“Masyarakat berharap banyak kepada Kapolda Sumut karena statement Dirreskrimsus yang menyatakan akan melakukan action, sampai hari ini masih sebatas bibir saja. Belum ada action yang sesungguhnya,” kata seorang warga bermarga Ginting. (HB10)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!