MEDAN, BERSAMA
Namanya Badan Narkotika Nasional (BNN). Keberadaan badan ini tidak hanya di pusat. Di setiap provinsi dan kabupaten/kota ada.
Badan ini awalnya dibentuk pemerintah sebagai upaya untuk memberantas Narkoba di Indonesia yang sudah “menggurita” sampai ke pelosok desa. Pokoknya sudah daruratlah.
Sayangnya, BNN yang diharapkan pemerintah sebagai ujung tombak pemberantasan Narkoba sepertinya “jalan di tempat”. Ibarat manusia, BNN seperti orang “bengong”. Tak tahu apa yang mau dilakukannya.
Padahal, Tupoksinya sudah jelas dan angggarannya sudah disiapkan pemerintah. Alhasil yang ada adalah pemborosan anggaran dengan hasil kerja “berantakan”.
Di Provinsi Sumatera Utara, contohnya. Keberadaan BNN Provinsi dan kabupaten/kota dipertanyakan. Sebab, jarang sekali publik mendengar penangkapan Narkoba dan sindikatnya dalam jumlah besar.
Padahal pemberantasan Narkoba selain upaya pencegahan, merupakan tugas pokok BNN. Namun sampai sekarang hasil kerjanya masih jauh dari harapan masyarakat. Seperti kata pepatah, jauh panggang dari api.
Lihat saja bagaimana “merajalelanya” peredaran Narkoba di Kec. Pancur Batu dan Sibolangit, Kab. Deli Serdang. Narkoba sangat mudah didapatkan.
Malah ada pameo di tengah masyarakat yang menyebutkan, lebih tinggi perputaran Narkoba dari pada beras yang sempat langka dan mahal di pasaran.
Soal “melempemnya” kinerja BNN ini pun rupanya menjadi perhatian salah satu politisi yang duduk di Senayan. Bahkan, politisi dari Partai Demokrat ini memberikan sorotan tajam.
“BNN bubar atau sangar,”. Demikian salah satu bunyi sorotan “pedas” dari politisi kelahiran Kabupaten Asahan, Sumatera Utara ini.
Sebab, dia tahu betul peredaran Narkoba begitu “merajalela” di daerah Sumatera Utara. Daerah yang diwakilinya di kancah perpolitikan nasional.
DR Hinca IP Pandjaitan XIII, SH, MH, ACCS. Itulah nama sosok wakil rakyat yang getol menyoroti kinerja BNN sekaligus “membakar” semangat untuk bekerja semaksimal mungkin.
Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman bahaya Narkoba.
“Kita tidak ingin generasi yang akan datang menjadi generasi “idiot” karena telah rusak “diracuni” Narkoba. Saya gak bisa membayangkan bagaimana nasib negara kita tercinta ini ke depan bila dipimpin oleh orang-orang yang kecanduan Narkoba. Pasti hancur berantakan,” kata anggota Komisi III DPR RI yang banyak membantu rakyat yang terdzolimi.
“Dan saya tidak menginginkan itu terjadi. Makanya saya terus mendorong sekaligus “membakar” semangat kawan-kawan di BNN agar bekerja lebih keras untuk memberikan hasil maksimal. BNN jadilah sangar. Tangkaplah bandarnya, jangan hanya “keroco-keroconya” saja,” tandas wakil rakyat yang kerap menjadi “deking” rakyat jelata ini.
Pernyataan DR Hinca IP Pandjaitan, SH, MH, ACCS, itu bukan tanpa alasan. Buktinya, sampai saat ini peredaran Narkoba masih “menggila’.
Celakanya lagi, BNN “kalah” jauh dibanding polisi dalam pemberantasan Narkoba. Ibarat dunia tinju, BNN “di-KO-kan” oleh polisi melalui Ditnarkobanya. Padahal, sejak awal pembentukan, tugas khusus BNN adalah memberantas peredaran Narkoba.
Lihat saja dalam penggerebekan Narkoba dan perjudian yang dilakukan tim gabungan Polsek Pancur Batu, Polrestabes Medan dan Brimob Polda Sumut, di sejumlah titik di Kec. Pancur Batu, kemarin malam. Petugas menemukan alat isap sabu-sabu.
Temuan ini menunjukkan kabar peredaran Narkoba di kecamatan itu sangat tinggi benar adanya. Isu yang beredar menyebut mencapai puluhan kilogram dalam sepekan. Woww…fantastis..!!
Sayangnya, Kepala BNN Provinsi Sumut, Brigjen Pol Toga Panjaitan, yang dikonfirmasi melalui WhatsApp, Rabu (13/03/2024) pagi terkait maraknya peredaran Narkoba di Pancur Batu dan Siibolangit, tidak membalas. Terlihat dua centang biru.
Sedangkan Kapolsek Pancur Batu, Kompol Hendra Gunawan Simatupang, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Selasa (12/03/2024) menyatakan pihaknya akan melakukan razia berkesinambungan terkait judi dan Narkoba.
“Razia akan berkesinambungan dilakukan. Untuk info terkait silahkan kordinasi dengan Kasi Humas Polrestabes Medan, untuk satu persepsi info. Trims,“ kata Kapolsek Kompol Hendra Gunawan Simatupang. (SASTRAWAN SEMBIRING)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!
