DELI SERDANG, BERSAMA
KPU Deli Serdang, Sumatera Utara, perlu mengetahui bahwa perekrutan anggota PPS untuk Pilkada bupati Deli Serdang bukanlah hasil testing murni, akan tetapi produk “perselingkuhan” antara para kepala desa dan oknum PPK. Dan ditengarai ada permainan suap.
Akhirnya berakibat pada kinerja buruk PPS karena yang terangkat bukanlah orang orang yang memiliki SDM mumpuni.
Wartawan media ini menemukan banyak kejanggalan dalam. Perekrutan anggota PPS Pilkada ini.
Contohnya di Desa Suka Maju Kec. Sibolangit, yang dinyatakan lulus jadi angggota PPS adalah adik kepala desa setempat. Padahal pengumuman hasil testing dia nomor paling buntut.
Dapat dibayangkan di tingkat paling bawah saja permainan begitu jorok. Ada lima nama peserta yang ikut testing masing-masing Dedy Sutanto yang dapat nilai 41, Sri Novita 40, Elvita Tarigan 35, Maksenta 35 dan Nando Pandia nilai 27.
Dan yang dinyatakan lolos adalah Dedy Sutanto, Sri Novita dan Nando Pandia yang nilainya paling buruk.
Ketika hal ini dipertanyakan kepada Ketua PPK Sibolangit, Fahmi, katanya pemenangnya bukan ditentukan dari hasil testing saja tapi dari rekam jejak peserta.
Rekam jejak peserta yang gagal itu kurang baik semasa dia anggota PPS Pilpres, kata ketua PPK tersebut. Rupanya Elvita Tarigan yang dikalahkan itu adalah anggota PPS Pilpres.
Dia tidak disukai karena pernah mempertanyakan anggaran SPPD dan biaya ATK nya yang tidak dibayar PPK karena dana defisit. Mungkin karena itulah Elvita divonis rekam jejaknya tidak bagus.
Tapi ada nama Maksenta Tarigan yang nilai testingnya lebih tinggi lagi dari Nando Pandia, kenapa bukan dia yang dipilih. Fahmi membantah kalau ada campur tangan Kades Suka Maju dalam perekrutan tersebut.
Lain pula dengan rekrutmen PPS Desa Penen, Kec.Sibiru-biru, di situ yang dekat dengan Kades yang dipilih. Dan yang dipilihnya umumnya PNS pula. Ada juga main duit. Begitu juga di Desa Sikeben, Kec. Sibolangit, yang nilai testing paling buntut diloloskan.
Alasan ketua PPK itu menarik, kemenangan bukan karena nilai testing tapi ditentukan rekam jejak dan wawancara. Menarik bukan..??
Untuk apa di testing..?? Berarti testing itu cuma formal belaka, yang dimenangkan adalah pilihan Kades dan ketua PPK.
Di situlah terjadi permainan kotor tadi alias perselingkuhan. KPU seharusnya membatalkan hasil yang tidak mengacu kepada nilai ujian.
Tapi pengumuman hasil pun seperti di Sibolangit, hasil testing sengaja distel serba cepat, diumumkan malam, paginya langsung dilantik agar tidak ada peluang bagi yang kalah mengajukan keberatan. Ketua KPU Deli Serdang kurang awas. (HB01)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!