DELI SERDANG, BERSAMA
Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Desa Desa Penen, Kec. Sibiru-buru, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, bersumber dari Dana Desa TA 2024, Kamis (20/06/2024) kembali menjadi sorotan masyarakat.
Pasalnya, program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) itu, justru dinikmati mayoritas orang kaya di Desa Penen.
Akibatnya, upaya pemerintah pusat membantu warga kurang mampu dalam hal penanganan dampak ekonomi dan pengentasan kemiskinan, masih jauh panggang dari api.
Dari data yang dihimpun wartawan, penyaluran BLT DD sebesar Rp 1.800.000 untuk periode Januari hingga Juni, dari 39 warga yang terdaftar sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ada sejumlah nama-nama yang tergolong orang kaya di Desa Penen. Salah satunya diketahui NG.
NG yang pernah diperotes warga karena menerima bantuan program bedah rumah dari pemerintah pada tahun 2023 lalu, justru kembali mendapat bantuan BLT DD Tahun 2024.
Padahal, yang bersangkutan saat ini diketahui memiliki dua rumah permanen yang dijadikan warung kopi, 1 Ruko, 2 rumah pribadi. Dia juga agen BRI Link dan penyalur gas elpiji 3 Kg.
Kasus bedah rumah tidak tepat sasaran yang dilakukan Kades Penen, Gunanta Tarigan, sempat dilaporkan warga kepada bupati Deli Serdang, Kapolresta di Lubuk Pakam dan Kejaksaan Negeri melalui surat tanggal 3 Oktober 2023 lalu.
Hal tersebut akibat oknum Kades juga memeras puluhan warga sebesar Rp 200 ribu hingga Rp 5 juta dengan iming-iming agar dapat program bedah rumah. Namun sampai saat ini kasusnya tidak ada titik terang.
Ternyata bukan hanya NG yang mendapat BLT DD. Salah seorang warga DS juga terdaftar sebagai penerima BLT DD. Padahal, penerima tersebut memiliki Toko Grosir terbesar di Desa Penen.
Selain itu dia juga memiliki dua rumah mewah, mobil dan tanah yang luas. Bukan itu saja, beberapa warga yang tergolong ekonominya cukup mapan juga ikut menikmati.
Akibat ulah Kades Penen, Gunanta Tarigan, yang dinilai tidak bijak dalam penyaluran BLT DD, sejumlah masyarakat yang seharusnya diprioritaskan mendapat bantuan seperti masyarakat yang menderita sakit menahun, atau lansia yang sudah tidak memiliki penghasilan dan yang tidak memiliki keluarga yang bisa menanggung hidup lansia tersebut, serta masyarakat miskin yang namanya tidak terdaftar sebagai penerima Bansos, PKH dan BPNT dan masyarakat penderita disabilitas, terpaksa “gigit jari”.
Sejumlah keganjilan juga ditemui di lapangan dalam penyaluran BLT DD di Desa Penen. Informasi dihimpun dari sejumlah masyarakat, Kepala Desa Penen, Gunanta Tarigan, tidak ada menempelkan pengumuman di tempat-tempat umum sebagai pemberitahuan kepada masyarakat.
“Pengumuman tidak ada ditempelkan. Baru tadi pagi kepala dusun memberitahu door to door kepada masyarakat yang namanya terdaftar sebagai penerima BLT. Seharusnya seminggu sebelum pencairan, pengumuman sudah ditempelkan agar masyarakat mengetahui. Seperti ada yang ditutup-tutupi untuk mengelabui masyarakat,” kata salah satu warga yang namanya minta dirahasiakan.
Menurut warga tadi dan dibenarkan warga lainnya, tindakan Kades Penen dalam menentukan penyaluran BLT DD sudah menyalahi aturan karena tidak transparan.
“Dulu kepala desa berjanji transparan mengelola dana desa jika terpilih. Kalau saya dengar, dalam menentukan penerima BLT sejumlah lembaga desa seperti Karang Taruna, LPM, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pendidikan, tidak terlibat. Yang menentukan hanya kepala desa, perangkat desa dan perwakilan BPD,” ungkap beberapa warga.
Warga pun sangat berharap Pj Bupati Deli Serdang, Ir Wiriya Alrahman, MM, mencopot jabatan Kepala Desa Penen, Gunanta Tarigan, yang dinilai masyarakat tidak becus dalam mengemban tugas dan mengelola dana desa. (HB01)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!