Mirip Preman..!! Tanpa SPKap, Polisi Terduga Bantu Sekeluarga “Serang” Rumah Warga, Pintu dan Lemari Rusak, Uang dan Emas Lenyap..!!

Mencerdaskan & Memuliakan - Juli 13, 2024
Mirip Preman..!! Tanpa SPKap, Polisi Terduga Bantu Sekeluarga “Serang” Rumah Warga, Pintu dan Lemari Rusak, Uang dan Emas Lenyap..!!
 - (Mencerdaskan & Memuliakan)
Editor

MEDAN, BERSAMA

Aksi sejumlah petugas Polsek Talun Kenas ini terbilang nekat. Mirip preman. Tanpa disertai surat perintah penangkapan (SPKap), personil korps baju cokelat itu terduga membantu sekeluarga “menyerang” rumah warga.

Korbannya adalah Liasna Beru Tarigan warga Dusun II, Desa Negara Beringin, Kec. STM Hilir, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara.

Akibat “penyerangan”, Rabu siang (10/07/2024) itu, pintu rumah dan lemari korban rusak. Bahkan uang Rp 10 juta dan perhiasan emas juga lenyap.

Pelaku “penyerangan” terhadap rumah dan korban adalah Mansur Tarigan, Febri Boru Sipayung dan keluarganya yang terduga dibantuk sejumlah personil Polsek Takun Kenas.

Nah, kek gini ceritanya bung..!! Infonya, Mansur Tarigan mencurigai JLS (15) anak Liasna Beru Tarigan telah mencuri uangnya sekira seminggu yang lalu.

Kabarnya Mansur Tarigan yang dikenal sebagai orang berduit di desa itu menghubungi petugas Polsek Talun Kenas yang gak pakek lama langsung meluncur ke rumahnya.

Lalu, Mansur Tarigan, Febry Boru Sipayung dan anggota keluarganya yang dikawal personil Polsek Talun Kenas, mendatangi rumah Liasna Beru Tarigan.

Begitu sampai mereka langsung mendobrak pintu rumah Liasna Beru Tarigan yang kala itu sedang bekerja di ladang.

Anak korban yang saat itu sedang tidur tiba-tiba terbangun karena mendengar suara dobrakan pintu. Dia pun langsung menelepon ibunya dengan video call.

Seketika Liasna Beru Tarigan bergegas pulang karena melihat sejumlah polisi bersama Mansur Tarigan dan keluarganya berada di dalam rumah korban.

Rupanya, polisi bersama Mansur Tarigan dan keluarganya menangkap anak korban yang masih di bawah umur dengan tuduhan telah mencuri uang seminggu lalu.

Anehnya, anak korban yang ditangkap tidak dibawa ke kantor Polsek Talun Kenas melainkan ke rumah Mansur Tarigan.

Sementara itu Liasna Beru Tarigan yang buru-buru pulang dari ladang hendak ke rumah, berpapasan dengan sejumlah anggota Polsek Talun Kenas di depan kantor CU Dusun Beringin. Liasna pun mempertanyakan tindakan semena-mena yang dilakukan Mansur Cs dan polisi.

Karena tidak mendapat jawaban dari polisi, Liasna Beru Tarigan menemui Kepala Dusun II Beringin Desa Negara Beringin, Mola Tarigan, agar membicarakan masalah itu di rumahnya.

Liasna kemudian beranjak menuju rumahnya. Namun, baru saja Liasna akan beranjak, Mansur Tarigan langsung memalangkan sepeda motornya untuk menghalangi sepeda motor korban.

Selanjutnya Febry Boru Sipayung dibantu sejumlah orang keluarganya mengejar Liasna. Korban ditarik sehingga hampir terjatuh. Lalu dengan emosi Mansur Tarigan
memukul Liasna Beru Tarigan hingga bibirnya luka.

Merasa nyawanya terancam karena dikeroyok, Liasna dengan sekuat tenaga berupaya melepaskan diri dari genggaman Febry dan keluarganya. Begitu terlepas, Liasna langsung melarikan diri.

Namun Febry terus mengejar dan berusaha memukul Liasna. Untung saja Febry terjatuh saat mengejar Liasna sehingga korban bisa lolos dan menyelamatkan diri ke rumahnya.

Saat itulah Liasna melihat isi rumahnya sudah berantakan. Mirip seperti kapal pecah yang hancur dihantam ombak besar.

Liasna pun memeriksa seluruh isi rumahnya. Termasuk uang Rp 10 juta dan perhiasan emas yang disimpannya di dalam rumah. Rupanya semua hartanya itu lenyap.

Dengan ditemani keluarganya, Liasna kemudian mendatangi Mapolsek Talun Kenas mempertanyakan tindakan polisi di rumahnya. Termasuk soal pintu dan lemari yang rusak serta uang dan perhiasannya yang hilang.

Salah seoorang personil Polsek Talun Kenas mengaku kedatangan mereka ke rumah korban karena perintah pimpinan. Dan polisi menyebut saat mereka tiba sudah mendapati Mansur Cs di rumah korban.

Tapi, jawaban berbeda didapat Liasna dari Mansur Tarigan dan Febry Boru Sipayung. “Mereka (Mansur dan Febry) mengaku bahwa polisilah yang mendobrak pintu rumah saya. Setelah polisi masuk ke dalam, barulah mereka juga berani masuk menangkap anak saya,” ujar Liasna.

Pun begitu, Liasna tetap menunggu itikat baik dari Mansur Tarigan san Febry Boru Sipayung. Rupanya penantian korban seperti pungguk merindukan bulan.

Bukannya datang meminta maaf secara kekeluargaan, Febry Boru Sipayung malah melaporkan Liasna ke Polres Deli Serdang dengan tuduhan telah menganiaya dirinya.

Mengetahui informasi itu kesabaran Liasna pun habis. Korban kemudian membuat laporan ke Mapolda Sumut, kemarin. Liasna sangat berterima kasih kepada Polda Sumut karena laporannya langsung ditindaklanjuti.

“Terima kasih kepada bapak Polda Sumut karena begitu cepat merespon laporan saya. Saya berharap pelakunya juga cepat ditangkap,” kata Liasna kepada personil Polda Sumut yang turun ke rumahnya.

Sementara itu Kapolsek Talun Kenas, AKP Jurnal Aritonang, yang dikonfirmasi kru harianbersama.com melalui telepon tidak diangkat. (TIM)

 

 

 

IMBAUAN REDAKSI:

Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!

Tinggalkan Komentar

Tag

close
Banner iklan disini