Oleh : Semangat S Meliala
Kasihan ngelihatnya, emak-emak heboh tiap hari, ada saja judi tembak ikan muncul. Tutup di sini, muncul di situ. Anak-anak muda, anak sekolah, kaum bapak terlibat di situ. Pencurian pun marak. Berita di medsos pun memusingkan kepala.
Tidak hanya judi tembak ikan, dadu putar dan toto gelap merebak terus. Belanja dapur terkuras. Emak-emak pusing tujuh keliling.
“Menembak” tempat judi tembak ikan ini tergolong mudah. Tempatnya khusus, tidak mudah dibopong-bopong, tidak seperti judi dadu putar di mana-mana pun bisa dimainkan, ya di hutan, ya di belakang kedei kopi. Semua boleh bilang ini penyakit masyarakat, artinya menyalahkan masyarakatlah yang gemar bermain.
Tapi saya lebih suka kalau ini disebut “penyakit polisi” dari pada penyakit masyarakat. Artinya kalau polisi tegas, judi tembak ikan ini pasti habis. Pasalnya sekarang polisilah.
Kalau emak-emak tidak ribut, polisi pun diam. Karena ada setoran. Cari makan dari situ. Kalau emak-emak ngamuk barulah polisi kalang kabut. Polisi kan yang sakit.
Kalau judi dadu putar agak sulit dikejar, karena di mana mana bisa diputar. Judi tembak ikan ini sangat luar biasa menguras uang, karena mesin yang memang diciptakan khusus oleh manusia untuk menang.
Saya lihat sendiri di desa-desa di Kab Deli Serdang judi tembak ikan bertumbuh. Tangkap sini buka sana. Seolah-olah main alip cendong dengan polisi.
Pada hal itu cuma sandiwara doang. Tidak ubahnya sabu, ada pemainnya yang dibackingi oknum. Berapa banyak polisi dipecat karena sabu.
Jadi saya kasihanlah nengok emak-emak di kampung. Ngumpulin uang dari jual cabe, kunyit dan lengkuas kandas di mesin judi. Saya bisa menyimpulkan membasmi judi tembak ikan ini menunggu sikap tegas Kapolri.
Saya ingat sewaktu Kapolri Jenderal Sutanto, sekali cakap, judi pun ranap. Apa katanya “Besok pagi saya bangun jangan ada lagi judi di negeri ini”. Besoknya segala bentuk perjudian ranap. Sepi. Kapan sikap tegas seperti ini bisa muncul dari seorang Kapolri?.
Presiden Jokowi pernah angkat bicara “jangan berjudi, jangan berjudi” katanya menanggapi hebatnya judi online ketika itu. Pernyataan Jokowi ini malah melarang masyarakat berjudi, bukan melarang segala bentuk perjudian.
Lagi pula Jokowi tidak memiliki aparat langsung walau dia seorang Panglima Tertinggi. Beda betul jika Kapolri bicara tegas. Jangan ada lagi perjudian tembak ikan atau judi togel, jika ada Kapolda, Kapolres dan Kapolsek saya pecat, katanya, pasti semua ketakutan. Judi bakal ranap. dari negeri tercinta ini. Sebenarnya tanpa Kapolri, judi bisa lenyap asal tidak ada kita yang doyan judi. Semoga. (***)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!