DELI SERDANG, BERSAMA
Polri Presisi yang kerap digaungkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih jauh panggang dari api. Ini karena anak buah Kapolri terduga tidak mendukung penuh “titah Trunojoyo 1” itu.
Di Polda Sumut dan jajaran, misalnya. Warga dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Deli Serdang, Kiai H Amir Panatagama, mendesak polisi untuk memberantas perjudian di Kec. Sibolangit.
Namun desakan itu tak dipedulikan polisi. Bahkan polisi terduga “membiarkan” perjudian semakin menjadi.
Buktinya, sampai saat ini perjudian Toto Gelap (Togel) Singapore, Sidney dan Hongkong serta mesin tembak ikan masih beroperasi.
Kalau pun ada penggerebekan yang dilakukan polisi terduga sudah diskenariokan lebih dulu. Mirip sinetron. Ada sutradara, produser dan aktornya.
Semua itu dilakukan terduga untuk “melindungi” perjudian di sana. Seolah-olah polisi sudah bekerja lalu poto-poto dan video di lokasi sebagai bukti dan laporan ke pimpinan. Pokoknya Asal Bapak Senang (ABS) lah.
Praduga ini bukan tanpa alasan. Lihat saja saat Polsek Pancur Batu melakukan penggerebekan, beberapa waktu lalu. Lokasi judi yang selama ini ramai tiba-tiba sunyi sepi. Tapi, beberapa hari kemudian perjudian main lagi.
Seperti di Dusun Lembah Naga, Desa Sembahe, di belakang Hotel Lotus, Desa Sikeben, tak jauh dari Jln Letjend Jamin Ginting dan di Dusun III, Desa Bandar Baru. Kec. Sibolangit. Di Desa Bandar Baru ini bandar judi membuka lapak di dalam hutan lindung.
Anehnya, polisi seperti “terhipnotis” tidak memproses hukum “perambahan” hutan lindung yang dilakukan bandar judi tersebut.
Sementara jika warga biasa yang mengambil humus atau memotong ranting kecil di hutan lindung terancam pidana
Karena itu warga di sana mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menepati ucapannya, beberapa waktu lalu.
Kala itu Kapolri Listyo Sigit Prabowo menegaskan akan “memotong kepala” bila tak mampu membersihkan “ekor”. Janji Kapolri itu pun kini ditagih warga Sibolangit.
“Mana janji Kapolri yang akan “memotong kepala” bila tak mampu “membersihkan ekor”. Kapolri harus menepati janjinya untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa ucapannya itu bukan hanya “omon-omon” alias lip service belaka alias janji-janji palsu,” tandas warga bermarga Tarigan.
Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Februanto yang beberapa kali dikonfirmasi kru harianbersama.com melalui WhatsApp, memilih bungkam. (TIM)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!