DELI SERDANG, BERSAMA
Sedikit demi sedikit pertemuan para kepala sekolah SD dan SMP Negeri di Berastagi Cottage Berastagi, Kab. Karo, Sumatera Utara, Sabtu (08/02/2025) mulai terbongkar.
Rupanya tidak semua kepala sekolah diundang dalam pertemuan dengan bupati terpilih Kab. Deli Serdang itu.
Mereka yang dikumpulkan khusus dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) yang terduga “Tim Sukses (TS)” bupati terpilih dr Asri Ludin Tambunan di Pilkada yang baru lalu. Bahkan Korcam juga tidak diikutkan dalam pertemuan tersebut.
Di pertemuan itu juga mengemuka soal “protes” kepala sekolah terhadap keberadaan Korcam yang sudah lama ada dan selama ini menjadi perpanjangan tangan Dinas Pendidikan.
Protes itu datang dari Kepala SD Negeri 108076 Tanjung Selamat, Kec. Percut Sei Tuan, Muhammad Taufik.
“Dalam pertemuan itu Taufik meminta bupati terpilih agar segera membubarkan Korwilcam,” ungkap sejumlah Kasek SD Negeri dari Percut Sei Tuan saat ditemui di Dinas Pendidikan, Senin (17/02/2025)
Namun, menurut “pahlawan tanpa tanda jasa” ini, Taufik tidak ada mengutarakan alasan agar Korwilcam dibubarkan.
Kasek ini menambahkan, pertemuan para Kasek SDN, SMPN dan swasta yang tergabung dalam K3S itu juga dikutip bayaran sebesar Rp 1 juta per orang.
“Kalau dari Kec. Percut Sei Tuan ada Halomoan Ritonga Kasek SDN 104209 Saentis yang baru menjabat sebagai ketua K3S Kec. Percut Sei Tuan, Endang Sri Wahyuni Kasek SDN 101776 Sampali, Risdaniati Kasek SDN 107405 Sei Rotan, Muhammad Taupik Kasek SDN 108076 Tanjung Selamat, Ade Suhendra Kasek SDN Swasta Riad Madani yang juga sekretaris K3S Percut Sei Tuan dan mantan ketua K3S yang lama.
Ketua K3S Halomoan Ritonga yang dikonfimasi kru harianbersama.com melalui WhatsApp. Senin siang (17/02/2025) enggan berkomentar terkait permintaan untuk membubarkan Korwilcam.
Namun, dia mengaku menghadiri pertemuan itu. “Kalau soal biaya bukan Rp 1 juta melainkan Rp 700 ribu,” katanya.
Korwilcam Kecamatan Percut Sei Tuan, Kosmaida Samosir, yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengaku sedang sakit.
“Saya sedang sakit pak. Lagi pula saya tidak diundang dalam pertemuan itu sehingga tidak tahu perkembangan di acara tersebut,” ujarnya.
Sementara itu diperoleh informasi, saat ini timbul keresahan baru bagi Kasek SDN dan SMPN yang tidak ikut dibawa ke pertemuan di Berastagi Cottage tersebut.
Mereka khawatir jabatannya terancam dicopot karena seolah-olah tidak ikut memenangkan dr Asriludin Tambunan. Memang tidak semua kepala sekolah dibawa ke Berastagi.
Seolah yang dibawa ke sana hanyalah kepala sekolah yang ikut mendukung dr Asriludin Tambunan dan yang tidak ikut akan diganti setelah dr Asriludin dilantik jadi bupati. (HB06)
Begitulah negara kita mana mungkin mau maju pendidikan di indonesia umumnya dan deli serdang khususnya jk krn hal dukung mendukung aja dijadikan isu sebagai pemberhentian kepala sekolah ironis dan sangat memalukan hilang sdh nilai2 demokrasi..saya jg kasek sd di deli serdang tp jelas saya tdk setuju dgn tindakan2 seperti ini