DELI SERDANG, BERSAMA
Kondisi SDN 104209 Saentis, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, sangat memprihatinkan. Seperti tak terawat. Padahal, anggaran untuk sarana dan prasarana (Sarpras) melalui dana BOS TA 2024 cukup besar. Total Rp 31.245.500.
Praduga dana BOS dikorupsi pun menyeruak ke permukaan. Bukan tanpa alasan. Kondisi dinding sekolah terlihat mirip “harimau”. “Belang-belang” karena catnya sebahagian sudah menipis. Dinding semen aslinya nyaris terlihat.
Bahkan pagar tembok sekolah sudah berlumut dan seperti tidak pernah dicat. Kondisi ini selain “merusak” pandangan mata juga rawan terhadap daya tahan tembok.
Soalnya, banyaknya lumut dan kotoran lain yang menempel di dinding pagar beton, dikhawatirkan akan mempercepat proses rusaknya pagar tersebut.
Celakanya, Kepala Sekolah SDN 104209 Saentis, Halomoan Ritonga, seolah-olah “membiarkan” kondisi tersebut.
Tidak ada upaya pembersihan pagar tembok maupun pengecatan dinding gedung sekolah, sehingga penggunaan dana BOS TA 2024 yang cukup besar untuk Sarpras itu menjadi tanda tanya.
Sebagai ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) di Kec. Percut Sei Tuan, kinerja Halomoan Ritonga pun dipertanyakan. Sebab, dia seharusnya bisa menjadi suri tauladan dengan menunjukkan contoh kinerja yang baik.
Halomoan Ritonga yang dikonfirmasi kru harianbersama.com melalui WhatsApp, Selasa (24/02/2025) membela diri.
“Waktu abang datang bersama pak Manurung kemarin itu, masih dilakukan pengecatan di bagian dalam ruangan. Dan nanti tahap I tahun 2025 ini baru direalisasikan di bagian luar,” ujarnya.
Namun, saat ditanya soal penggunaan dana Sarpras TA 2024, Halomoan Ritonga memilih bungkam. (HB06)
