MEDAN, BERSAMA
Kinerja Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Medan benar-benar “membagongkan”. Bukannya bekerja keras memburu tersangka penculikan dan pemerkosaan anak di bawah umur, polisi malah meminta informasi keberadaan pelaku. Gawat kali bah..!!
“SpKap udah keluar sejak 2 minggu LP ditangani. Kami sudah memasang “kaki” tapi tersangka tidak tinggal di situ lagi. Bisa bantu info posisi tersangka bang? Biar ke situ tugas luar. Kalau dapat info kabarin aja, biar kami langsung tangkap,” kata Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Medan, Iptu Dearma Agustina Sinaga, saat dikonfirmasi kru media ini, Kamis (27/02/2025) malam.
Sementara itu Nur Aini (54) warga Jln Sejarah Baru Gg Ikhlas, Desa Mekar Sari, Kec. Deli Tua, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, mulai putus asa.
Wanita yang hidup pas-pasan ini merasa kesulitan untuk mendapatkan keadilan bagi anaknya yang telah diculik lalu diperkosa dua pelaku masih tetangganya.
Padahal, awalnya harapan Nur Aini sangat besar anaknya yang berusia 16 tahun itu akan mendapatkan keadilan di negara yang menjadikan hukum sebagai “Panglima” ini.
Ditambah lagi Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan sempat mendatangi rumah Nur Aini begitu mengetahui kasus yang telah “memporak-porandakan” masa depan korban tersebut.
Tapi, dua bulan sejak dilaporkan ke Polrestabes Medan, “badai” putus asa mulai melanda Nur Aini. Wanita ini sudah seperti pungguk merindukan bulan. Keadilan yang diharapkannya masih jauh panggang dari api.
Kasus yang menimpa putrinya itu “jalan di tempat”. Ke dua pelaku sampai sekarang masih bebas berkeliaran. Belum ditangkap. Dikhawatirkan akan ada korban lainnya.
Kru harianbersama.com yang menyambangi rumah Nur Aini, kemarin, disambut dengan deraian air mata. Sambil sesunggukan, wanita tua ini mempersilahkan kru harianbersama.com masuk ke dalam rumahnya.
Rumah yang didiami keluarga Nur Aini tergolong kecil. Isinya pun jauh dari kata sederhana. Tidak ada kursi tamu. Tidak ada lemari besar tempat pakaian.
Sambil duduk di lantai beralaskan ambal yang jauh dari kata mahal, Nur Aini pun mulai menceritakan peristiwa pilu yang menyayat hatinya.
Rabu (01/01/2025) putrinya diculik oleh dua orang pria yang awalnya tidak dikenal. “Anakku baru saja keluar rumah langsung ditarik oleh ke dua pelaku dan diancam. Lalu anakku dibawa menggunakan sepeda motor ke sebuah hotel melati sekira pukul 05.00 WIB,” kata Nur Aini.
Di dalam kamar hotel itulah korban baru tahu kalau ke dua pelaku adalah tetangganya. Tapi, korban tak kuasa melawan apa lagi berteriak karena takut dengan ancaman pelaku.
Berikutnya dengan beringas dan penuh nafsu, ke dua pelaku memperkosa korban berulang kali. Saat siang ke dua pelaku pergi meninggalkan korban seorang diri di dalam kamar hotel.
Dengan bersusah payah dan menahan rasa sakit, korban kemudian meminta pertolongan warga sekitar dan kembali ke rumahnya.
Korban pun menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada orang tuanya yang selanjutnya membuat laporan ke Polrestabes Medan dengan nomor: STTLP/B/15/1/2025/SPKT RESTABES MEDAN/POLDA SUMUT.
Berharap kasus yang dialami anaknya menjadi prioritas setelah kunjungan Kapolrestabes Medan, rasa sakit Nur Aini malah semakin perih.
“Janji Kapolrestabes Medan akan segera menangkap pelakunya hanya isapan jempol belaka. Sampai sekarang pelaku belum ditangkap, sementara putriku dihantui rasa takut setiap kali pergi ke luar rumah,” ujar Nur Aini sambil menundukkan kepalanya. Detik berikutnya kru media ini melihat butiran air mata mengalir deras membasahi ambal lantai rumah kecil tersebut.
Menurut sejumlah warga sekitar, ke dua pelaku sudah melarikan diri. “Kabarnya udah lari bang. Infonya sembunyi di kawasan Patumbak sana,” ungkap tetangga ke dua pelaku. (HB03)