LUBUK PAKAM, BERSAMA
Sejumlah pejabat eselon di Pemkab Deli Serdang mengaku resah dan stres karena Bupati Deli Serdang dr Asri Ludin Tambunan main pecat saja. Jangankan pejabat eselon, pegawai honorer saja tidak nyaman lagi bekerja melihat sepak terjang bupati yang tidak lain putra Alm Amri Tambunan bupati terdahulu asyik main tebas saja.
Beberapa Kadis dan pejabat eselon III yang dikonfirmasi minta namanya tidak ditulis, mengaku tidak nyaman lagi bekerja. Malah mereka sangat mendukung DPRD Deli Serdang kalau bisa memakzulkan bupati ini. Sebab kalau begini terus kelakuannya, Deli Serdang bakal hancur.
Seperti diberitakan, Bupati dr Aci (panggilan akrabnya) belum tiga bulan bertugas sudah banyak pejabat dipecat dengan sebutan dinonaktifkan.
Masing-masing Kadis Damkar Kurnia Boloni Sinaga, Sekretaris DPRD, Staf khusus Ary Mulyawan (putra mantan Wakil Bupati Zainuddin Mars), Kadis Perkim Heriansyah Siregar, Sekretaris Perkim, Sekretaris BPBD dr Boyke digantikan oleh Hajar Resi.
Belum seminggu menjabat Hajar Resi dicopot lagi. Begitu juga camat, yang dianggapnya tidak mendukungnya pada Pilkada dicopot terus,
Menurut keterangan yang dikumpulkan, semua pejabat yang dicopot itu tidak bersalah fatal, tapi karena dikabari bukan pendukungnya, dia habisi terus.
Demikian juga Kades Paluh Kurau yang dipecat, sebenarnya bukan karena salah tapi dikabari tidak mendukungnya dicarilah alasan lalu menurunkan Tim Inspektorat. Seolah-olah Kades itu bersalah. Langsung dipecat.
Padahal ada kepala desa menyalahgunakan dana bantuan untuk orang miskin, tidak dipecat walau sudah diperiksa Inspektorat. Kepala Desa Penen, Kec Sibiru-biru, terang-terangan menyalahgunakan bantuan untuk orang miskin dan bedah rumah.
Bedah rumah diberikan kepada orang kaya. Bantuan untuk orang miskin dibaginya kepada orang kaya. Tapi tidak dipecat.
Menurut informasi, dr Aci ini serupa dengan mendiang bapaknya Alm Amri Tambunan mudah sekali terpengaruh, termakan isu. Jika ada informasi bahwa si anu tidak mendukungnya, langsung dipecat, tanpa menelusuri informasi lebih jauh.
Itu jugalah terjadi kepada tokoh masyarakat Melayu H Erwin Pelos yang sempat ditolaknya bertemu karena katanya tidak mendukungnya. Padahal H Erwin Pelos itu masuk dalam urutan No 10 sebagai tim kampanye dr Aci.
Itu makanya sebelum dr Aci dilantik jadi bupati Deli Serdang sudah ada tujuh pejabat eselon mengundurkan diri dari Pemkab Deli Serdang, pindah ke Pemko Binjai dan Pemprov Sumut.
Ada yang mundur dari pejabat eselon dan pindah ke bagian lain dari pada dipindahkan. Seperti pengelola dana BOS Dinas Pendidikan, dia kabur duluan ke bagian lain, seperti bersembunyi.
Begitulah keresahan pejabat Deli Serdang saat ini, termasuk honorer yang kata dr Aci sebanyak 2000 orang akan diberhentikan. Ternyata yang diberhentikan cuma 278 orang saja, selebihnya tidak dipecat karena ada backingnya anggota DPRD Deli Serdang.
Tenaga honor paling banyak di Dinas Dukcapil, Dinas Pendidikan, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Satpol PP. Pemecatan yang dilakukan dr Aci tergolong “pilih tebang” baik terhadap Kades maupun tenaga honorer.
Sejumlah tokoh masyarakat menginginkan agar DPRD berani memakzulkan Bupati Deli Serdang dr Aci. Karena belum 100 hari bertugas sudah membuat resah banyak kalangan,
Kepindahan Sekda Drs Timur Tumanggor ke Pemprovsu juga jadi pokok bahasan tokoh masyarakat Deli Serdang, dan hal ini bisa jadi masukan bagi anggota DPRD Deli Serdang.
“Tidaklah mungkin Timur Tumanggor memilih angkat kaki dari Deli Serdang kalau tidak ada sesuatu,” tegas tokoh masyarakat Melayu H Erwin Pelos.
“Jabatan Sekda di Deli Serdang itu jabatan karir tertinggi seorang PNS di daerah. Ngapain dia mundur kalau memang nyaman bekerja. Jadi keresahan itu terjadi di semua tingkatan mulai dari tenaga honorer, pejabat eselon IV, III dan II. Ini perlu jadi bahan masukan bagi anggota DPRD Deli Serdang untuk memakzulkan bupati,” tambahnya.
“Sebagai tokoh Melayu saya setuju atas sikap DPRD itu, setidaknya DPRD bereaksi keras ketika terjadi kesewenang-wenangan. Karena Deli Serdang ini bukan milik si Aci. Dan dia (Aci) saja bukan warga Deli Serdang. Tapi tindak kesewenang-wenangannya membuat warga Deli Serdang resah,” tandasnya.
Sampai saat ini bupati Deli Serdang masih gencar melakukan aksi pencitraan ke kecamatan, tapi dia lupa jalan-jalan rusak dibiarkan. (HB-01)