MEDAN, BERSAMA
Masyarakat yang beraktifitas di wilayah hukum Polrestabes Medan kian hari kian resah bin was-was karena meningkatnya aksi kriminal.
Lihat saja kasus-kasus begal yang kian marak. Begitu juga dengan kasus pembunuhan yang terus meningkat. Rasa aman dan nyaman yang diidam-idamkan masyarakat pun seperti pungguk merindukan bulan.
Sementara Polrestabes Medan sepertinya “tak bertaji” dan gagal menciptakan Kamtibmas di tengah masyarakat. Padahal pelaku kejahatan tersebut sangat kejam. Tanpa tanya langsung dibacok lalu harga bendanya dilarikan.
Kondisi ini pun membuat Ketua Harian LSM TKN Kenziro Sumut, Sastra Sembiring, angkat bicara.
“Kapolrestabes Medan Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak jangan sibuk membangun pencitraan. Sebab aksi premanisme, kejahatan serta pembunuhan marak dan melukai masyarakat,” tegasnya, Rabu (19/11/2025).
Menurutnya, fungsi Polri bukan pencitraan tapi melayani, melindungi, mengayomi dan penegakan hukum yang nyata sehingga memberikan rasa keadilan, keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
Dia menilai, meningkatnya aksi kejahatan dan premanisme saat ini adalah bentuk lemahnya kepolisian. “Polri yang sekarang bukan lagi seperti polisi melainkan sudah mirip pedagang, pengusaha dan petani,” katanya.
Lihat saja, tambahnya, anggota polisi saat ini sudah sibuk jual beras, padahal fungsinya adalah penegak hukum. Bukan pedagang. “Mereka juga sibuk mengurus makan bergizi gratis dan akhirnya abai akan penegakan hukum,” ungkapnya.
Sastra menambahkan, Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo juga mengakui masyarakat lebih mudah melapor ke Damkar daripada polisi. Hal itu diungkapkannya saat rapat dengan Komisi III DPR RI.
“Ini merupakan bentuk evaluasi bagi seluruh anggota Polri, terkhusus kepada Kapolrestabes Medan karena sibuk membangun pencitraan sehingga situasi Kamtibmas di Kota Medan seolah terabaikan dan tidak kondusif,” pungkasnya. (HB-RED)
