Medan, Bersamanewstv
Perjuangan para petani Desa Simalingkar dan Sei Mencirim, Sumatera Utara, terkait konflik lahan dengan PTPN II membuahkan hasil. Perusahaan “plat merah” itu akan membangun rumah dan memberikan lahan kepada petani. Ini semua tak lepas dari sentuhan “tangan dingin” Kepala Staf Kepresidenan, Dr Moeldoko.
Usai petani yang berjalan kaki dari Medan ke Jakarta diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Agustus 2020, Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, langsung gerak cepat menindaklanjuti instruksi dan arahan Presiden Jokowi untuk secepatnya menyelesaikan konflik lahan antara petani dengan PTPN II tersebut.
Bahkan, Kepala Staf Kepresidenan, Dr Moeldoko, sampai “turun gunung” memfasilitasi dialog antara petani Desa Simalingkar dan Sei Mencirim, Sumatera Utara, dengan PTPN II. Langkah ini dilakukan Moeldoko untuk memastikan adanya solusi terbaik bagi konflik agraria yang terjadi antara kedua pihak.
“Saya minta Selasa nanti segera diselesaikan. Jangan lagi banyak yang diperdebatkan. Ini pertemuan terakhir untuk menyelesaikan konflik ini,” tegas mantan Panglima TNI tersebut di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (06/03/2021).
Dalam empat kali rapat tingkat menteri yang digelar Kantor Staf Presiden (KSP) sejak para petani tersebut diterima presiden pada 27 Agustus 2020, PTPN II diminta menyediakan lahan perumahan dan pertanian bagi anggota serikat tani yang sudah diverifikasi.
Anggota serikat tani tersebut akan dibangunkan rumah di atas lahan seluas 150 meter persegi untuk setiap kepala keluarga dan skema pinjam pakai lahan produksi 2500 M2/KK yang masa pakainya 35 tahun. Tak hanya itu, lahan tersebut juga dapat diperpanjang sesuai kondisi.
Dari hasil rapat itu, Moeldoko menyebutkan, pemerintah juga akan memberikan dukungan program pemberdayaan masyarakat pasca redistribusi lahan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Keputusan rapat sebelumnya sudah saya laporkan kepada Presiden dan beliau menyetujui skema penyelesaian yang kita sepakati,” ungkap Moeldoko.
Sementara itu Direktur PTPN II, Irwan Perangin-angin, menjelaskan, lokasi rumah untuk petani sudah disiapkan dan tinggal proses finalisasi. Termasuk lahan pertaniannya. “Pada intinya kami tetap mengikuti keputusan hasil rapat,” kata Irwan.
Imam Wahyudi mewakili para petani mengungkapkan rasa senang dan apresiasinya. Sebab, pertemuan dengan KSP dan PTPN II bisa mendapatkan solusi terbaik dan segera direalisasikan. Namun, sambil menunggu realisasi penyelesaian konflik, Imam berharap, para petani bisa mulai bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP), Abetnego Tarigan, yang ikut mendampingi Dr Moeldoko, menyebutkan, KSP mengawal implementasi Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial agar berjalan dan tercapai sesuai visi misi presiden. Menurut Abetnego Tarigan, penyelesaian konflik agraria merupakan bagian dari agenda program prioritas nasional yang dikawal oleh KSP.
“Salah satu konflik yang diterima dan menjadi prioritas untuk diselesaikan adalah kasus petani Simalingkar dan Sei Mencirim, yang berkonflik dengan PTPN II di Sumatera Utara,” ujar Putra Karo ini.
Seperti diketahui, pada 27 Agustus 2020, sebanyak lima orang perwakilan petani Simalingkar dan Sei Mencirim yang melakukan aksi jalan kaki dari Medan ke Jakarta ditemui oleh Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi mendengarkan duduk permasalahan yang dialami para petani. Akhirnya, Presiden Jokowi pun memberikan arahan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional untuk segera menyelesaikan tuntutan petani tersebut. (SAS)
IMBAUAN REDAKSI: Ayoo…Kita lawan virus Corona (Covid-19)..!! Patuhi protokol kesehatan (Prokes)..!! Jaga jarak dua meter, pakai masker, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Bukan hebat kali Corona itu kalau kita bersatu..!! 💪💪👍👍🙏🙏