Jakarta, Bersamanewstv
Inggris memberi pengumuman terbaru soal kematian Omicron, Rabu (22/12/2021). Setidaknya ada 14 orang meninggal karena varian terbaru Covid-19 itu.
Menurut Menteri Kesehatan Junior Inggris Gillian Keegan, sebanyak 129 orang juga dirawat di rumah sakit karena Omicron. Pemerintah, kata dia seperti dilansir cnbcindonesia, tak akan ragu untuk memberlakukan pembatasan Covid-19 lebih lanjut, jika data menunjukkan hal tersebut perlu.
Inggris kemarin mencatat 90.629 ribu kasus baru Covid-19 dengan 172 kematian. Rata-rata kasus memang meningkat di rentan 80 hingga 90 ribu sejak pekan lalu.
Omicron menjadi biang keladi peningkatan kasus karena penularannya yang sangat tinggi. Akhir pekan lalu, London juga menerapkan status “insiden besar” karena kenaikan kasus Omicron.
Kemarin, pemerintah Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS) juga melaporkan satu kasus kematian akibat infeksi Covid-19 Varian Omicron. Ini merupakan laporan pertama kematian akibat Omicron di negara itu.
Dalam laporannya, hakim Harris County, Lina Hildago menyebut bahwa pasien meninggal berusia 50-60 tahun. Ia juga dikabarkan belum menerima dosis vaksin.
Omicron kini mendominasi kasus AS hingga 73%. Padahal pekan lalu, varian Delta masih mendominasi 87%. Saat ini posisi Delta, berkontribusi pada 26,6% kasus. Kasus Omicron terbanyak ada di New York dan New Jersey.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi kabar baik yang melegakan soal Omicron. Ia mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada indikasi bahwa varian yang pertama terdeteksi di Afrika itu menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada Varian Delta.
Direktur Keadaan Darurat WHO, Michael Ryan, mengatakan saat ini vaksin Covid-19 yang beredar seharusnya melindungi para warga dari gejala buruk yang ditimbulkan dari infeksi. Maka itu ia menghimbau aga warga mau untuk menerima vaksin demi memberikan proteksi dari varian ini.
“Kami memiliki vaksin yang sangat efektif yang telah terbukti efektif melawan semua varian sejauh ini, dalam hal penyakit parah dan rawat inap, dan tidak ada alasan untuk berharap bahwa itu tidak akan terjadi untuk Omicron,” ujarnya sebagaimana diwartakan AFP, Rabu (08/12/2021).
Kabar baik serupa juga disampaikan Kepala Penasihat Medis Gedung Putih, Dr Anthony Fauci. Dalam sebuah konferensi pers Fauci menyebut Omicron tidak akan lebih berbahaya dibandingkan varian-varian terdahulu. Ini terlihat dari gejala infeksi Omicron yang dilaporkan sejauh ini.
“Hampir pasti tidak lebih parah dari Delta,” kata Fauci. “Ada beberapa saran bahwa itu mungkin tidak terlalu parah, karena ketika Anda melihat beberapa kelompok yang diikuti di Afrika Selatan, rasio antara jumlah infeksi dan jumlah rawat inap tampaknya lebih sedikit dibandingkan dengan Delta.”
Fauci juga menambahkan bahwa virus yang lebih menular namun tidak berbahaya merupakan skenario terbaik atas Omicron. Meski begitu, ia meminta agar warga dunia selalu melakukan pembaruan terbaru mengenai penelitian varian ini.
“Saya tidak berpikir bahwa skenario terburuk akan terjadi, tetapi Anda tidak pernah tahu,” katanya lagi.
Varian Omicron sendiri telah dimasukkan sebagai ‘variant of concern‘ oleh WHO. Varian itu awalnya merebak luas di Botswana dan Afrika Selatan. (***)
IMBAUAN REDAKSI: Ayoo…Kita lawan virus Corona (Covid-19)..!! Patuhi protokol kesehatan (Prokes)..!! Jaga jarak dua meter, pakai masker, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Bukan hebat kali Corona itu kalau kita bersatu..!!💪💪👍👍🙏🙏