DELI SERDANG, BERSAMA
Muak dengan tingkah laku kepala sekolahnya, puluhan siswa/i SMKN I Sibiru-biru, Kec. Sibiru-biru, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, melakukan aksi demo di sekolah, Selasa (20/06/2023).
Mereka menuntut Kasek Normauli Simbolon, SSi, MM, segera dicopot. Jika tidak, siswa/i tersebut mengancam akan melakukan mogok belajar.
Saat berorasi, para siswa menuding Kasek Romauli arogan dan otoriter dalam memimpin tempat mereka menimba ilmu. Akibatnya, siswa mengaku tidak konsentrasi dalam belajar.
Sambil membawa spanduk dan poster-poster, para siswa/i itu membeberkan sejumlah fakta sekaligus menyampaikan tuntutan.
Menurut siswa, selama ini Kasek tidak pernah ikut melaksanakan upacara bendera di sekolah. Sering telat dan jarang ngantor. Tidak ada pembelian alat dan bahan praktek. Dana BOS tidak transparan.
Selain itu, kata mereka, siswa yang ikut lomba menggunakan dana pribadi dan tidak ada dukungan dari sekolah. Terhadap pemecatan salah seorang guru, siswa menyatakan keberatan karena dinilai sepihak.
“Anehnya banyak siswa yang tidak pernah masuk sekolah tapi boleh mengikuti ujian asal membayar uang sekolah. Ini kan tidak mendidik namanya,” kata siswa.
Parahnya lagi, sambung para siswa itu, bagi siswa berprestasi di sekolah wajib bayar jika ingin dikeluarkan sertifikat atau penghargaan.
“Ini kan Pungli namanya. Udah mirip kayak preman yang ngutip-ngutip uang di pajak atau di jalanan,” ketus para siswa.
Para siswa ini mengungkapkan bahwa mereka tidak pernah belajar seni budaya karena gurunya tidak ada. “Aneh bin ajaib memang Kasek kami ini. Kasek tidak mendukung biaya perlombaan Paskibra tapi piala di duplikat. Aneh kan..?? Tapi itulah,” ujar siswa.
Selain itu, tambah siswa, situasi di sekolah tidak kondusif karena guru honor tidak dibayar gajinya hingga beberapa bulan.
Selama kepemimpinan Kasek Normauli, siswa/i disuruh membersihkan lingkungan sekolah karena tukang kebun dipecat.
“Kami terpaksa jadi tukang kebun membersihkan sekolah pada jam belajar. Bisa memakan waktu satu mata pelajaran. Kami kan rugi. Sebab seharusnya kami belajar di ruang kelas,” kata mereka.
Siswa juga menyoroti pemecatan terhadap Herdina Simbolan SPd yang merupakan guru tata kecantikan kulit dan rambut. Pemecatan terhadap guru ini dinilai siswa sepihak dan semena-mena.
“Guru kecantikan Herdina Simbolon, SPd, keluar dari sekolah berdasarkan keinginannya sendiri. Dia yang mengundurkan diri. Dan itu disaksikan olah bendahara saya,” kata Romauli.
Sementara itu salah satu wali siswa, Juli Beru Ginting, menyebut sejak Kasek dijabat Romauli, uang sekolah jadi naik. “Di masa Kasek yang lama uang sekolah hanya Rp 45 ribu per bulan. Sekarang uang sekolah menjadi Rp 70 ribu per bulan,” ujarnya. (HB03)
IMBAUAN REDAKSI: Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada. Tetap waspada dan yakinlah Corona takkan bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!! 💪💪👍👍🙏🙏