MEDAN, BERSAMA
Pemicu bentrok dua organisasi pemuda Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Pemuda Karya Nasional (PKN) Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, mulai terkuak.
Rupanya, Ketua IPK Diamanta Sembiring didampingi anaknya Roby Sembiring, sempat marah-marah dan cekcok mulut dengan sejumlah anggota PKN di Gereja GBKP Runggun Durin Simbelang yang sedang mengawal acara pemberkatan pernikahan.
Berdasarkan hasil rekaman CCTV, Kamis (29/02/2024) Ketua IPK Pancur Batu, Diamanta Sembiring, didampingi putranya Roby Sembiring, mendatangi belasan anggota PKN yang sedang menjaga acara pemberkatan pernikahan putri Kades Tiang Layar, Arapenta Gurusinga, di Gereja GBKP Desa Durin Simbelang, Kec. Pancur Batu.
Dengan mengendarai mobil berknalpot brong, Ketua IPK Diamanta Sembiring dan putranya Roby Sembiring berulang kali bolak balik sambilw menggas-gas mobilnya di lokasi.
Kemudian, Roby Sembiring turun dan mendatangi belasan anggota PKN. “Siapa tadi yang manggil-manggil nama bapakku Diaman,” tanya Roby. Kala itu Diaman Sembiring pun menyusul anaknya mendatangi anggota PKN. Cekcok mulut pun tak terhindarkan.
Usai terlibat cekcok, Diaman dan putranya Roby bergegas meninggalkan lokasi. Sementara suasana di depan Gereja GBKP Durian Simbelang mendadak heboh.
Jemaat yang melakukan ibadah sontak keluar dan bertanya ada kejadian apa dan kenapa Ketua IPK Diaman datang marah-marah.
Kejadian itu dibenarkan Ketua Runggun GBKP Durin Simbelang, Teringet Sembiring, yang saat kejadian berada di lokasi.
“Yang saya ketahui, Kamis (29/02/2024) sore, dia (Diaman Sembiring) datang ke gereja. Saat itu sedang ada acara pemberkatan pernikahan putri kepala desa kami Arapenta Gurusinga dengan lelaki bermerga Ginting,“ ujarnya kepada kru harianbersama.com, Minggu (10/03/2024).
Usai acara pemberkatan dan tinggal sesi poto-poto, menurut Teringet Sembiring, sejumlah diaken (pengurus gereja) mendatanginya ke ruang persiapan.
“Mereka (diaken) menyampaikan soal keributan di depan gereja. Begitu saya ke depan, saya mendapat informasi ketua IPK marah-marah kepada anggota PKN karena merasa ada yang menyebut namanya,” beber Teringet Sembiring.
Namun, sambung Teringet, kala itu tidak terjadi kontak fisik. “Ketua IPK langsung pergi dengan menggeber mobilnya. Sepertinya sejak kejadian itu antara ke dua OKP ini mulai “memanas”,“ ujar Teringet Sembiring.
Puncaknya, Jumat (01/03/2024) sekira pukul 04.15 WIB dan pukul 06.00 WIB, dua supir truk PT Key Key yaitu Ivan Sanzes dan Simon Tarigan menjadi korban penyerangan sekelompok OTK.
Ivan Sanzes menderita luka tembak di kepala. Kaca truknya juga pecah dihujani batu. Sedangkan Simon Tarigan “mandi darah” dan kaca truknya hancur dihantam batu.
Keduanya pun melapor ke Mapolsek Pancur Batu dengan bukti STPL LP/B/75/lll/2024/SPKT/Polsek Pancur Batu/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara tanggal 01 Maret 2024 Pukul 16.27 WIB dan STPL PL/B/74/lll/2024/SPKT/Polsek Pancur Batu/ Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara Tanggal 01 Maret 2024, pukul 15.54 WIB.
Pasca laporan korban, polisi pun menangkap Ketua IPK Diamanta Sembiring bersama sejumlah anggotanya, Selasa (06/03/2024).
Mereka yang ditangkap polisi bersama Diamanta Sembiring yakni, ASG (sekretaris PAC IPK), EG, BST, dan MS.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Teddy Jhon Sahala Marbun, kemudian menjelaskan peran para pelaku. “DS berperan mengumpulkan anggota dan mempersiapkan senjata untuk menyerang. ASG perannya membawa samurai dan mengancam sopir,” kata Teddy saat menggelar konferensi pers di Mapolrestabes Medan, Selasa (05/03/2024).
Menurut Teddy, dua sopir truk PT Key Key yang merupakan milik keluarga ketua PKN itu, diserang di waktu yang berbeda. Awalnya, Ivan yang diserang menggunakan senapan dan senjata tajam.
Ada pelaku yang menembak pakai senapan angin sehingga kaca truk pecah dan korban mengalami luka tembak di kepala. “Lalu para pelaku melarikan diri,” sebutnya.
Setelah Ivan, Simon yang juga melewati lokasi itu turut diserang sehingga mengalami luka di bagian kepala akibat dilempar batu.
Teddy mengungkapkan, motif penyerangan itu dipicu ketersinggungan para pelaku dengan OKP PKN. Sebelumnya para pelaku ini sempat diolok-olok oleh anggota PKN saat melewati Jln Jamin Ginting.
“Kalau dari rekaman CCTV yang kita dapat, awal mulanya anak Ketua PAC IPK melintas di Jln Jamin Ginting. Saat melewati sebuah gereja, ada sekelompok OKP PKN. Kemudian ada bahasa seolah-alah dari massa PKN mengolok-olok ketua IPK Pancur Batu,” ungkap Teddy.
Dari kelompok IPK ini, sambung Teddy, polisi menyita dua senapan angin, puluhan anak panah, 6 senjata tajam dan mercon.
“Pihak IPK dijerat pasal 170 ayat 2 Jo 406 KUHPidana dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara. Sedangkan pihak PKN dijerat pasal 1 ayat 1 dan pasal 2 ayat 1 UU Darurat RI No 12 tahun 1951,” tegasnya.
Pun polisi sudah menangkap sejumlah anggota IPK dan PKN, namun aksi premanisme kembali terjadi. Sepertinya pertikaian kedua kubu ini masih berlanjut di lapangan. Cuma TKP nya sedikit bergeser dari lokasi semula.
Senin (04/03/2024) sekira pukul 22.00 WIB, sebuah truk yang melintas di Jln Jamin Ginting, Desa Namo Riam, Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang, dilempar bom molotov oleh seorang pria yang tiba-tiba muncul dari semak-semak di tepi jalan.
Sebuah rekaman video yang viral di media sosial memperlihatkan seorang pria mengenakan sebo, melemparkan benda berapi. Rupanya pria tersebut melemparkan bom molotov kepada truk milik PT Key Key yang melintas di Jln Medan-Berastagi itu.
Tindakan tersebut terekam kamera pengguna jalan lainnya yang kemudian diposting di media sosial dan viral.
Korbannya adalah truk PT Key Key BK 8007 FE yang dikemudikan Johanes Tarigan (40). Korban nyaris terpanggang bersama truknya.
Kasus ini pun dilaporkan korban ke Mapolrestabes Medan sesuai STTLP/B/686/lll/YAN 2.5/2024/ SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara.
Menurut Johanes Tarigan, malam itu dia sedang dalam perjalanan pulang dari Medan menuju Desa Tiang Layar. Saat melintas di Jln Jamin Ginting di perbatasan Desa Namo Riam dengan Durin Simbelang, dia melihat sekitar 15 orang sudah berdiri di tepi jalan.
Para preman itu memukul pintu supir dengan keras. Tiba-tiba muncul seorang preman dan melemparkan bom molotov ke arah truk korban. Karena ketakutan, Johanes Tarigan pun tancap gas dengan kondisi bagian belakang truknya terbakar.
Terduga karena kencangnya tiupan angin dan bak truk terbuat dari besi, api yang sempat menyala pun jadi padam.
Namun hingga saat ini pengusutan kasus pelemparan bom molotov itu belum membuahkan hasil. Sabtu (09/03/2024) sore, pihak Polrestabes Medan melakukan olah TKP.
Di lokasi petugas menemukan barang bukti bom molotov. Sayangnya, sampai hari ini polisi belum menemukan titik terang. (HB03)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!