DELI SERDANG, BERSAMA
Tewasnya Raden Barus (61) warga Desa Selamat, Kec. Sibiru-biru, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, akibat dibantai puluhan anggota TNI AD dari Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan yang menyerang desa itu secara membabibuta, Jumat malam (08/11/2024) menuai reaksi dari masyarakat.
Ratusan masyarakat pun membawa mayat Raden Barus ke markas Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan, Sabtu (09/11/2024) menggunakan ambulans.
Mobil ambulans yang membawa mayat Raden Barus terlihat didorong oleh warga. Ratusan masyarakat lainnya turut mengiringi dengan berjalan kaki dan sebahagian menggunakan sepeda motor dengan laju perlahan.
Begitu sampai di markas Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan, langkah kaki ratusan masyarakat terhenti karena jalan masuk ke batalyon sudah diblokade.
Sejumlah truk TNI AD yang biasa digunakan untuk mengangkut personil Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan, terlihat diparkirkan memenuhi jalan masuk ke markas tentara itu.
Kedatangan ratusan masyarakat dengan membawa mayat korban pembantaian anggota Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan itu, bertujuan untuk menunjukkan korban kesadisan tentara kepada pimpinan TNI AD di Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan.
Selain itu, masyarakat juga mendesak agar seluruh anggota Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan yang terlibat penyerangan terhadap masyarakat, segera diproses hukum. Jangan coba-coba melindungi yang bersalah.
Suasana tegang terlihat jelas saat masyarakat baru saja tiba di markas Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan. Personil Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan, provoost, polisi militer serta aparat kepolisian terlihat berjaga-jaga di lokasi.
Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, ketika dikonfirmasi awak media, Sabtu (09/11/2024) siang, mengaku belum mendapatkan data detail dari Danyon Armed 2/105 KS terkait kasus tersebut.
“Tunggu dapat informasi akurat dahulu dari Danyonnya ya. Saya belum bisa memberikan penjelasan terkait hal itu,” terangnya.
Sedangkan Pasi Intel Yon Armed 2/105 KS, Yudiaro, ketika dikonfirmasi mengatakan, kasus tersebut sudah ditangani Pomdam I Bukit Barisan.
“Bapak Pangdam dan Kasdam I Bukit Barisan sedang berada di kantor Armed 2/105 KS. Saya belum bisa jelaskan kasus ini secara detail, yang jelas kasus ini sedang ditangani pihak POM,” terangnya.
Raden Barus korban yang meninggal dunia.
Aksi brutal puluhan anggota TNI ini infonya dilatari kesalahpahaman. Menurutnya, kasus ini berawal ketika dua orang anggota Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan menegur anak muda pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan di jalan.
Kala itu, anak muda tersebut mengiyakan teguran ke dua anggota TNI AD itu agar tidak ugal-ugalan di jalan. Tapi, rupanya, teguran itu membuat teman-teman anak muda itu tidak senang.
Lalu, saat anggota TNI itu melintas lewat SPBU Desa Aji Baho, ke duanya dihadang sekitar 20 sepeda motor berboncengan. Mereka marah-marah kenapa temannya tadi ditegur saat di jalan.
“Kala itu ke dua anggota sudah menyebutkan kalau mereka anggota TNI AD dari Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan. Tapi, ada satu yang namanya Dewa disebut-sebut preman Pasar 9 Sibiru-biru tetap marah-marah. Dengan suara lantang dia mengaku tidak takut dengan tentara sambil memaki-maki anggota. Karena kalah jumlah, ke dua anggota pun pergi kembali ke batalyon,” ungkap Yudiaro.
Rupanya, usai apel malam, ke dua anggota itu menceritakan kejadian tersebut kepada rekan-rekannya di barak. “Spontan rekan-rekan anggota itu mengajak ke duanya untuk mencari orang yang telah menantang mereka sehingga terjadilah peristiwa tersebut,” jelas Yudiaro.
Sebelumnya diberitakan, suasana mencekam melanda Desa Selamat, Kec. Sibiru-biru, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (08/11/2024) sekira pukul 10.30 WIB.
Puluhan anggota Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan mengamuk dan menyerang warga Desa Selamat. Satu warga tewas dan belasan luka-luka. (RED)
Menteri Ham mana suaramu diam aje. Sibuk mikirin uang dan proyek ya.