LUBUK PAKAM, BERSAMA
Sejumlah ASN di jajaran Pemkab Deli Serdang memberikan penilaian negatif kepada Bupati Deli Serdang dr Asriludin Tambunan. Bahkan menuding putra Alm Amri Tambunan itu sangat arogan dan angkuh, tidak jauh beda dengan cara terbaik ayahnya bupati Deli Serdang terdahulu.
Hal ini dinyatakan sejumlah ASN saat acara penarikan 99 unit mobil dinas dari pejabat eselon IV di alun-alun Pemkab DS di Lubuk Pakam, Kamis kemarin.
ASN melukiskan dialog dr Aci panggilan akrab sang bupati DS saat penarikan mobil dinas itu adalah sosok manusia sombong.
Para pemakai mobil plat merah tersebut mengaku tidak keberatan mobil dinasnya ditarik kalau itu merupakan kebijakan untuk efisiensi anggaran, tapi tidak perlu marah-marah di depan umum. Cukup pakai surat resmi agar semua pejabat eselon IV mengembalikan mobil dinasnya.
Kemarin itu dr Aci malah terkesan marah-marah kepada pemakainya. “Untuk apa mobil ini kau gunakan selama ini,” katanya. Lalu dijawab untuk mengangkut paving blok, pak bupati. Tidak ada lagi paving-paving blok, sudah saya hapus semua, katanya.
Lalu kepada Kabag Organisasi yang kebetulan perempuan, bupati bertanya untuk apa Kabag Organisasi pakai mobil pick up ini. “Tarik, tarik ini,” tandas bupati.
Di tengah para pejabat dan sejumlah wartawan itu, Bupati Asriludin seolah menunjukkan dia sosok yang tegas. Akan tetapi sejumlah ASN malah mencibir kepadanya dan mengaku “menyesal” mendukungnya di Pilkada yang baru lalu.
Dari bincang-bincang dengan wartawan media ini, ASN yang minta namanya tidak ditulis, mengatakan, mereka selama ini menjalankan perintah bupati sebelumnya yang tidak lain adalah “rezim tambunan” juga. Yaitu ayahanda dr Aci.
Dan mereka mengaku tidak pernah mimpi dan tidak pernah minta mobil dinas dari bupati sebelumnya, tapi diberikan untuk melancarkan tugas tugas mereka. “Kalau mau ditarik ya tarik saja, cukup pakai surat dinas. Gak usah merepet, marah di depan umum,” kesalnya.
Mereka paham kalaulah penarikan itu demi efisiensi anggaran. “Tapi bagaimana nanti dengan “fee proyek”, apa masih tetap berlaku,” katanya balik bertanya.
“Yang perlu bagaimana korupsi bisa dicegah, karena korupsi itu jauh lebih besar dan lebih bahaya dari sekedar efisiensi mobil dinas Rp 3,1 milyar. Biaya operasional kesehatan Dinas Kesehatan semasa dr Aci mungkin jauh lebih besar,” katanya.
Pejabat ini mengaku saat ini seluruh pejabat eselon di Pemkab Deli Serdang sedang galau dan resah karena ada rencana mutasi besar-besaran, sampai kepada kepala SD, SMP, camat, Ka Puskesmas, Kadis, Kabag.
Malah banyak pejabat eselon yang sudah hengkang duluan ke luar kabupaten. Ada malah mundur dari jabatan eselon jadi staf biasa dari pada nanti dihajar dr Aci. Begitulah keresahan kami bang, katanya.
Tapi lain perlakuannya kepada para kepala desa walau pun diduga korupsi ADD, tetap dijaga atau dilindungi karena dianggap berjasa di Pilkada yang memenangkan dr Aci.
“Sebelum Pilkada, Inspektorat Deli Serdang turun ke desa-desa seolah-olah memeriksa penyaluran anggaran desa. Lalu “kong kali konglah” mereka,” katanya. (HB01)