LUBUK PAKAM, BERSAMA
Tingkat kerusakan lingkungan di hulu sungai Kab. Deli Serdang sudah parah sekali dan sangat mengkhawatirkan, karena selama keluarga Tambunan berkuasa 20 tahun lebih sebagai bupati Deli Serdang, perhatian ke arah pelestarian alam sangat minim sekali.
Pengawasan terhadap perusakan lingkungan, misalnya penebangan pohon hutan, penambangan bahan galian golongan C tidak ada, sangat merajalela.
Seperti diketahui semua sungai yang melintasi kota Medan, sumbernya dari Deli Serdang. Pemkab Deli Serdang hanya “memburu” piagam penghargaan Kalpataru tentang kebersihan kota Lubukpakam. Itupun faktanya kota Lubukpakam bukanlah kota tergolong bersih walau dapat Kalpataru.
Hasil pantauan wartawan media ini, perambahan hutan, pencurian kayu hutan hutan lindung seperti di Kutalimbaru, STM Hulu, STM Hilir, Gunung Meriah, Sibolangit, Sibirubiru, Namorambe, sangat leluasa.
Dikhawatirkan suatu saat kota Bandar Baru dan Sembahe di Kec. Sibolangit akan ditimbun tanah longsor. Camat di daerah dataran tinggi Deli Serdang tidak menaruh perhatian sedikitpun soal pelestarian alam.
Bupati Deli Serdang pun tidak menginstruksikan jajaran sampai ke kepala desa agar menjaga kelestarian alam di wilayah masing masing.
Parahnya lagi, para camat di Deli Serdang tidak menempati rumah dinasnya yang sudah disediakan.
Masyarakat Deli Serdang yang tinggal di dataran tinggi sangat kecewa melihat sikap bupati yang tidak perduli terhadap lingkungan.
Puluhan penambangan galian C diduga liar terus beroperasi di Kec. STM Hilir, STM Hulu, Bangun Purba, Tg Morawa, Namorambe, Kuta Limbaru, Pancur Batu, Sibiru-biru.
Puluhan milyar retribusi pendapatan asli daerah tidak tertutup, dan jatuh ke tangan oknum oknum kecamatan dan oknum Satpol PP. Penambangan liar ini juga memiliki andil besar dalam banjir besar tahun ini. (HB-01)
