MEDAN, BERSAMA
Dewan Pakar Partai NasDem Sumut, Drs H Rahudman Harahap, menginisiasi diskusi bersama generasi milenial di Pendopo Khodijah, Blok A Komplek Tasbi 1, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (24/11/2023).
Dalam diskusi tersebut, Rahudman Harahap yang jadi Caleg DPR-RI Dapil Sumut 1, menghadirkan anak Capres-Cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yaitu Mikail Azizi Baswedan, Mega Safira dan Rahma Arifa sebagai pembicara. Sedangkan pesertanya dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Satuan Mahasiswa (Satma) serta organisasi lainnya.
Pantauan wartawan, Rahudman yang bergelar Patuan Soripada Sodogoron didampingi istri, Hj Rita Wisni, langsung menyambut anak pasangan AMIN ini begitu tiba di lokasi. Mereka dipakaikan pakaian Adat Tapsel diiringi alok-alok (Maralok).
Selanjutnya mereka dibawa ke dalam pendopo untuk bertemu ratusan anak-anak milenial yang telah menunggu. Sebelum kegiatan dimulai, ketiganya dijamu makan siang dengan prosesi Adat Tapsel. Setelah itu baru masuk sesi diskusi.
Diskusi yang dimoderatori Ketua DPW Garda Pemuda NasDem Sumut, Defri Noval Pasaribu, berjalan penuh keakraban. Secara bergantian anak dari Capres-Cawapres ini menyampaikan pandangannya terkait situasi di Indonesia hari ini. Peserta diskusi juga aktif melempar pertanyaan sehingga diskusi menjadi lebih hidup.
Mikail Azizi Baswedan mengaku merasa senang dan kagum atas sambutan meriah yang diberikan Rahudman Harahap selaku tuan rumah kepada dirinya beserta rombongan.
“Sambutannya sangat luar biasa dan meriah. Dan kami merasa senang sekali disambut seperti ini,” ujarnya ketika diwawancarai wartawan usai kegiatan.
“Apalagi ketika dipakaikan baju adat yang setelah diceritakan baru tahu itu suatu kehormatan yang sangat tinggi, dan tidak bisa diserahkan kepada sembarang orang. Jadi kami sangat senang dan bersyukur,” sambungnya.
Mikail mengatakan, diskusi bersama teman-teman mengenai kondisi Indonesia hari ini sangat menarik. Sudah saatnya anak-anak muda memikirkan apa yang harus dilakukan untuk masa depan negaranya.
Menurutnya, generasi milenial sekarang harus melek politik. Setidaknya memahami agar bisa ikut menentukan langkah karena situasi politik ikut memengaruhi masa depan anak bangsa.
“Kita tentunya ingin Indonesia mengarah ke masa depan yang lebih baik. Untuk itu, saya berharap anak-anak muda terus produktif seperti hari ini. Insya Allah, ke depannya kita terus menampung aspirasi kawan-kawan,” ungkapnya.
Disinggung apakah mereka akan menggunakan privilege (hak istimewa) jika orang tuanya terpilih, Rahma Arifa mengaku akan berusaha semaksimal mungkin menggunakan hak tersebut untuk kebaikan yang lebih luas lagi.
“Jadi, kalau misalkan ada kesempatan akan selalu ditimbang-timbang dulu,” ujarnya.
Perempuan yang akrab disapa Rara itu mengaku ia dan kedua saudarinya saat ini sedang fokus pada karir masing-masing. Namun, dia tak menampik bisa saja ke depannya mengikuti jejak sang ayah jika peluang itu terbuka untuknya.
“Kita gak mau jadi anak-anak apatis yang sok-sok tidak mau politik, lalu tiba-tiba terjun ke politik. Kita santai aja. Lihat alurnya dan menjadi anak muda yang berproses,” kata putri ke 2 Muhaimin Iskandar itu.
Di kesempatan yang sama, Rahudman Harahap selaku pembina generasi muda dan pimpinan salah satu OKP terbesar di Sumut, mengaku merasa terpanggil untuk memberi hal-hal positif kepada milenial. Salah satunya seperti kegiatan diskusi yang digelar.
“Jadi hari ini saya kumpulkan anak-anak kampus, termasuk BEM dan organisasi kepemudaannya untuk berdialog secara berkualitas. Tujuannya supaya mereka tahu apa sebenarnya perubahan dan bagaimana kita menyongsong perubahan ke depannya,” kata walikota Medan ke-15 itu.
Rahudman sependapat dengan Mikail Azizi Baswedan, Mega Safira dan Rahma Arifa bahwa perubahan harus mewujudkan kesetaraan dan keadilan bagi rakyat Indonesia. Dan generasi milenial harus ikut berjuang agar hal itu terwujud.
“30-50 persen saja generasi muda di Indonesia mau bersikap untuk memenangkan perubahan, maka bangsa ini akan maju ke depannya,” kata Rahudman.
“Jangan sampai 20 tahun ke depan bangsa ini tidak ada perubahan untuk menyejahterakan masyarakat yang lebih baik,” tambahnya. (HB03)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!