DELI SERDANG, BERSAMA
Polresta Deli Serdang dan Kejari Lubuk Pakam diminta turun tangan menelusuri kasus dugaan penjualan asset, pemalsuan dokumen pekerja medis dan penyelewengan dana APBD DS bagi para pekerja medis di RSUD Bangun Purba, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara.
Seperti diberitakan sebelumnya, pekerja medis di rumah sakit daerah milik Pemkab Deli Serdang itu, merasa diperlakukan sewenang-wenang karena hak-hak mereka sebagai pekerja tidak disalurkan.
Mulai dari uang jaga malam, uang jasa pelayanan, uang persalinan dan lain-lain. Uang persalinan itu dibagikan secara diam-diam kepada orang orang tertentu saja.
Akibatnya terjadi kecemburuan sosial karena pihak managemen sangat tertutup kepada pekerja medis sehingga antara sesama pekerja saling curiga.
Puncaknya, 29 orang pekerja medis membuat surat pernyataan mempertanyakan sikap managemen yang tidak transfaran.
Pihak managemen pun uring-uringan sehingga antara pekerja dan managemen memanas.
Dokumen Palsu
Akhirnya borok-borok managemen rumah sakit pun terbongkar ke luar dan bocoran itu terhendus wartawan media ini.
Rupanya pihak managemen ketahuan memalsukan dokumen salah seorang pekerja medis yang tidak lain anak kandung pihak managemen.
Anaknya yang jebolan S1 Farmasi disebutkan adalah bidan. Padahal, formasi bidang farmasi untuk tenaga honorer di rumah sakit itu tidak ada. Yang dibutuhkan adalah bidan, maka anaknya yang lulusan S1 Farmasi tadi disulap jadi bidan. Jadilah dia tenaga honorer di rumah sakit plat merah itu.
Ini kan penipuan, pemalsuan dokumen yang masuk tanah pidana, kata yang lain. Tapi karena ibunya seorang managemen, kasus ini dianggap tidak bermasalah. Oleh karena itu diminta aparat penegak hukum turun meneliti kasus demi kasus yang melilit rumah sakit itu.
Terbongkar pula pihak managemen menjualkan asset bekas bongkaran rumah sakit berupa kusen dan seng yang jumlahnya lumayan.
Tukang yang merenovasi bangunan mengakui kusen-kusen itu jauh lebih bermutu ketimbang kusen baru. “Sayapun mau membelinya, tapi waktu itu saya kira tidak boleh diperjualbelikan mengingat itu asset daerah,” kata seorang tukang yang sempat direkam.
Bocoran yang diterima wartawan media ini, pihak managemen sudah memanggil pekerja medis dan menjelaskan hak mereka akan dibayar nanti.
Perlu diketahui, direktur RSUD Bangun Purba sudah dicopot dan baru diganti. Para pekerja medis tidak menuntut banyak. Yang mereka tuntut adalah hak mereka sesuai aturan.
Menurut warga, selama ini pelayanan di rumah sakit itu tidak maksimal. Masyarakat tidak tahu jika hak-hak pekerja medis belum terpenuhi. (HB-01)